12 May 2018

KIAT MERAIH HUSNUL KHATIMAH (1)



PENGANTAR
Jika diilustrasikan dengan sebuah perniagaan, umur adalah aset dan modal usaha kita. ketika rugi dipahami sebagai hilangnya modal, sementara modal kita adalah umur kita sendiri, tentunya setiap detik kita mengalami kerugian. Ini logis, karena umur yang menjadi modal terus berkurang.

Tidak diragukan lagi jika umur digunakan oleh manusia untuk bermaksiat kepada Allah, ia benar-benar mengalami kerugian, bukan saja karena ia tidak mendapatkan kompensasi dari modalnya yang hilang, bahkan lebih dari itu ia telah mencelakakan dirinya sendiri.

Demikian halnya, jika ia menghabiskan umurnya untuk mengerjakan perkara-perkara yang mubah sekalipun, ia tetap dinyatakan merugi. Sebab, ia menghabiskan modalnya untuk hal-hal yang tidak berimplikasi apa-apa kepada dirinya sendiri. Dengan penjelasan ini, kita dapat memahami dengan baik mengapa iman dan amal shalih manjadi pengecuali bagi pelakunya.

Ringkasnya, aset atau modal hidup kita adalah umur. Kalau modal umur kita gunakan untuk melakukan kebaikan dan amal shaleh maka kita akan beruntung. Karena akan dibalas 10 kali lipat oleh Allah bahkan lebih. Sebaliknya bila modal umur kita gunakan untuk melakukan dosa atau perkara mubah, maka kita akan merugi karena tidak mendapatkan balasan dari Allah.

Hal ini disebabkan karena setiap kita diberi modal yang terbatas. “Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu; maka apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak dapat (pula) memajukannya.” (Al-A’raf :34)

Oleh karena itu kita harus membuat hidup kita beruntung di akhir kehidupan kita bukan merugi. Karena sebagaimana kita ketahui Akhir kematian manusia ada dua, husnul khatimah (akhir yang baik) dan su’ul khatimah (akhir yang buruk).

LANDASAN SYAR’I
Di dalam al Quran Allah berfirman, ”Hai orang-orang yang beriman bertaqwalah kepada Allah sebenar-benar taqwa kepada-Nya, dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam”   (QS.Ali Imran:102)

Rasulullah bersabda : ”Demi Allah yang tiada Tuhan selain Dia. Adakalanya seorang dari kamu beramal dengan amalan ahli surga hingga jarak antaranya dengan surga hanya sehasta saja, tapi taqdir lebih cepat sehingga ia pun beramal dengan amalan ahli neraka. Dan ada kalanya seorang dari kamu beramal dengan amalan ahli neraka hingga jarak antaranya dan neraka hanya sehasta saja, tapi ia didahului oleh taqdirnya sehingga ia pun beramal dengan amalan ahli surga, maka masuklah ia ke dalam surga.” (HR. Bukhari dan Muslim) 

Lalu bagaimana agar kita bisa meraih husnul khatimah? Antara lain dengan ketaatan dan ketakwaannya kepada Allah didasari tauhid yang benar, sikap hati-hati yang selalu tertanam pada diri sendiri terhadap perbuatan yang haram, segera bertobat jika melakukan kesalahan dan dosa, berdoa kepada Allah SWT agar ia dimatikan dalam keadaan beriman dan bertakwa, mengerahkan segenap kemampuannya untuk memperbaiki diri, lahir dan batin, niat dan tujuannya hanya terfokus pada usaha mewujudkan hal itu.

TANDA-TANDA HUSNUL KHATIMAH
1.   Mengucapkan kalimat syahadat ketika wafat.
2.   Wafat dengan dahi berkeringat.
3.   Wafat pada malam jum’at atau hari jum’at.
4.   Mati syahid di medan perang membela Islam.
5.   Mati karena wabah penyakit menular.
6.   Mati karena menderita sakit perut.
7.   Mati tenggelam.
8.   Wanita yang mati saat melahirkan.
9.   Mati karena sakit TBC.
10. Mati karena mempertahankan harta benda.
11. Mati karena membela agama dan jiwa.
12. Mati karena tertimbun reruntuhan.
13. Mati terbakar.
14. Mati dalam kesiapsiagaan di jalan Allah.
15. Mati sedang dalam menunaikan amal shalih.

Untuk meraih husnul khatimah sudah sepantasnyalah kita selalu membaca doa yang tercantum dalam alquran, “Wahai Tuhan kami! Janganlah Engkau sesatkan hati kami setelah Engkau beri petunjuk yang benar dan berilah kami rahmat dari sisi-Mu. Sesungguhnya Engkau Maha Pemberi.”(QS.3:8).

No comments:

Post a Comment