25 November 2011

Kepribadian Entrepreneur Muslim


Kita akan menjadi apa yang sering kita lakukan. Kalau kita sering melakukan hal positif maka kita akan menjadi orang yang positif. Begitupun sebaliknya, kalau kita terbiasa melakukan hal negatif maka kita pun akan menjadi orang yang negatif.
Untuk itu, kita harus mengarahkan kepribadian kita agar selalu bersikap positif. Dengan sikap inilah kita akan menjadi orang yang sukses dan bahagia. Salah satu sikap positif yang sangat penting bagi seorang entrepreneur muslim adalah kejujuran. “Pedagang yang jujur lagi terpercaya adalah bersama-sama Nabi, orang-orang shiddiqin, dan para syuhada.” (HR at-Tirmidzi dan Ibnu Majah)

Lalu bagaimana agar kita bisa membentuk kepribadian kita agar menjadi orang yang jujur dan positif? M. Anis Matta dalam bukunya, Membentuk Karakter Cara Islam menjelaskan bahwa seseorang dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal dalam pembentukan perilakunya. Yang termasuk faktor internal adalah:
Pertama, insting biologis. Contohnya rasa lapar yang mendorong manusia untuk makan dan minum. Bila dilakukan secara berlebihan maka akan menimbulkan sifat rakus. Sifat ini pada akhirnya akan terbentuk menjadi karakter dan  kepribadian seseorang. 
Kedua, kebutuhan psikologis; kebutuhan akan rasa aman, penghargaan, penerimaan dan aktualisasi diri. Kebutuhan akan rasa aman, misalnya akan mendorong orang untuk menghindari semua ancaman. Kalau disikapi secara berlebihan maka hal ini akan membuat seseorang menjadi penakut.
Ketiga, kebutuhan pemikiran. Pengetahuan, mitos, dan agama yang masuk dalam benak seseorang akan memengaruhi cara berpikirnya, dan pada akhirnya akan memengaruhi cara berperilaku seseorang.
Sedangkan yang termasuk faktor eksternal adalah :
Pertama, lingkungan keluarga. Nilai-nilai yang berkembang dalam keluarga akan memengaruhi perilaku seseorang. Orang tua yang otoriter misalnya, akan membuat anaknya menjadi minder dan tidak percaya diri.
Kedua, lingkungan sosial. Nilai-nilai yang berlaku di masyarakat juga akan memengaruhi perilaku seseorang. Orang yang tumbuh dalam lingkungan pedagang akan sangat menghargai nilai-nilai kemandiran dan wirausaha.
Ketiga, lingkungan pendidikan. Orang yang dididik dalam ligkungan pendidikan pesantren misalnya cendrung terbiasa dengan nilai-nilai keislaman. Hal ini akan membuat anak cenderung lebih religius.

Bila sudah memahami faktor-faktor di atas maka insya Allah kita akan menjadi orang yang matang dan bijaksana. Hal ini tentu menjadi keinginan setiap orang. Lalu bagaimana kita mengenali bahwa seseorang sudah memiliki kematangan? Berikut beberapa ciri orang yang matang dan bijkasana.
  1.  Tidak mudah takut dan kuatir. Selalu merasa diawasi dan merasa dilindungi oleh Allah. Dia merasa yakin Allah akan selalu menolong dalam setiap kesulitannya. Dia sadar bahwa dia tidak sendirian dalam hidup, tapi ada Allah yang selalu mengawasi dan membantu. “Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.” (QS an-Nisaa [4]:1)
  2. Yakin akan kekuatan pikiran positif. Kita harus menyadari bahwa pikiran yang positif akan menimbulkan wajah yang cerah dan bersahabat. Hal ini tentu akan sangat membantu dalam meningkatkan kredibilitas kita.
  3. Selalu tersenyum bila bertemu dengan orang lain. Jangan pernah memperlihatkan wajah yang murung. Senyum adalah cara yang paling mudah dan efektif untuk membuat segalanya berjalan lacar.
  4. Selalu memelihara fisik dengan berolah raga secara teratur. Olah raga tidak bisa dipisahkan dari kehidupan yang sehat dan bugar.
  5. Menjadi tauladan dan inspirasi bagi orang lain. Orang yang selalu berpikir positif memiliki kemampuan yang lebih dari orang lain sehingga pantas menjadi tauladan dan rujukan orang lain.
  6. Memiliki kekuatan rohani yang mantap. Hal ini akan membuat kita bisa menyikapi  segala sesuatu dengan bijak dan proporsional. Wallahua’lam***


No comments:

Post a Comment