Perniagaan merupakan salah satu jihad yang terbaik. Dalam arti luas jihad berarti melakukan berbagai aktivitas dalam rangka mentaati perintah Allah. Bisnis akan tergolong jihad apabila motivasi berusaha dalam rangka ketaatan kepada Allah. Untuk itu prosesnya harus Islami, dijalankan berdasarkan ajaran-ajaran Islam, dan output-nya harus berorientasi kepada kebaikan.
Berkaitan dengan hal ini, Sayyed Hussein Nasr seorang pemikir Islam pernah berkata, kerja yang ditunaikan sesuai dengan syariah adalah suatu bentuk jihad dan tidak terpisahkan dari signifikansi religius dan spiritual.
Namun, kenyataannya dalam kehidupan sehari-hari kita melihat sedikit sekali umat Islam yang tertarik untuk menjadikan bisnis sebagai ladang jihad. Kebanyakan lebih banyak yang memilih untuk menjadi pegawai dan karyawan. Kenapa hal ini bisa terjadi? Padahal banyak sekali dalil-dalil yang berkenaan dengan kemuliaan orang yang bekerja dan perintah untuk bekerja serta berusaha. Bisa jadi salah satu penyebabnya adalah pemahaman akan hadits-hadits yang kurang tepat, seakan-akan Islam tidak mementingkan kesuksesan duniawi. Misalnya ada hadits yang mengatakan dunia ini penjara orang beriman dan surga orang kafir. Begitu juga dengan pemahaman yang kurang tepat dengan sebagian ajaran-ajaran tarekat tentang zuhud, wara, faqir dan lain-lain.
Bisa jadi hal ini menjadi salah satu penyebab kenapa negara-negara Islam khususnya negara kita, tertinggal dengan negara lain dalam bidang perekonomian. Oleh karena itu, sudah saatnya kewirausahaan menjadi bagian aktifitas keberagamaan kita. Bisnis tidak bisa dipisahkan dari agama. Sangat banyak dalil-dalil yang mengatur bagaimana tata cara kita dalam berbisnis. Ini menunjukkan bawa bisnis adalah bagian dari ibadah.
Berkaca dari kondisi bangsa kita saat ini, tampaknya kewirausahaan harus mendapat perhatian khusus untuk dikembangkan sebagai salah satu strategi untuk menyelamatkan bangsa dari keterpurukan. Keterbatasan lapangan pekerjaan dan ketersediaan jumlah angkatan kerja yang terus bertambah setiap tahunnya harus mendapakan jalan keluarnya.
Di samping itu motivasi untuk menauladani rasulullah juga bisa dijadikan pendorong kita untuk menjadi entrepreneur. Sebagaimana kita ketahui, Muhammad saw. adalah seorang entrepreneur yang jujur, professional, dan kaya. Beliau terkenal degan gelar al Amin (orang yang dipercaya). Bahkan beliau dikenal sebagai pebisnis yang handal, baik di kalangan muslim maupun di kalangan non muslim.
Bagi seorang muslim, kehidupan di dunia hanyalah sementara dan bukanlah untuk selamanya. Tujuan akhir kita adalah kehidupan akhirat. Kehidupan dunia hanyalah ladang bagi kita untuk menyiapkan bekal hidup di akhirat. Oleh karena itu, kesenangan dan kenikmatan duniawi tidak menjadi harapan utama bagi kita, sehingga dengan itu kita tidak akan mengorbankan akhirat demi mendapatkan dunia. Apapun yang kita lakukan harus ada dampaknya untuk akhirat.
Allah berfirman dalam al Quran, “Dan tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau belaka. Dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertaqwa. Maka tidakkah kamu memahaminya?” (QS al anam[6]:32) Seharusnya ayat-ayat seperti di atas dipahami sebagai motivasi untuk bersungguh-sungguh dan bekerja keras selama di dunia karena singkatnya waktu untuk beramal. Wallahua’lam.***
No comments:
Post a Comment