“Jika Anda mempunyai pesan yang pantas disampaikan dan mampu
menyampaikannya dengan baik, dunia akan memasang telinga.”
Berbicara di depan umum tidak sesimpel yang dibayangkan. Pertama-tama kita harus
memahami orang yang diajak bicara,
kemudian mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhannya, dan terakhir berbicara kepada alam pikiran bawah sadar pendengar.
Sebagaimana kita ketahui alam pikiran manusia ada dua. Pertama pikiran sadar (intelektual).
Kedua pikiran primal (bawah sadar). Saat berbicara yang harus kita tanggapi adalah pikiran primal.
Karena pikiran ini yang menguasai harapan, kekhawatiran, cinta, kebencian, dan hati seseorang.
Pikiran primal bereaksi
terhadap greget batin
dan keluar dari pikiran intelektual. Dia digerakkan oleh kebutuhan-kebutuhan yang
paling mendasar:
keamanan, kreativitas, kasih sayang, harapan, pangan, seks
kekhawatiran, pemenuhan, ingin diakui
dan didorong.
Inilah alam pikiran yang kita tuju saat
berkomunikasi. Dia tidak mendengarkan data, argumen dan seruan pembicara. Dialah makhluk yang menanggapi perasaan hangat dan kebencian. Dia tidak tertarik
pada kepiawaian intelektual, tidak peduli apakah pembicaranya orang yang
cerdas atau bodoh. Selama
pembicara mampu memuaskan kebutuhan dasar pendengar maka perkataannya akan
didengarkan.
Pikiran bawah sadarlah yang memutuskan membeli sesuatu, memutuskan calon karyawan
yang akan diterima, dan memutuskan siapa calon istri/suaminya.
Dialah yang membuat semua putusan penting dalam hidup. Kalau dia sudah membuat keputusan maka segala upaya akan dikerahkan
untuk mewujudkannya. Termasuk otak intelektual kita akan disuruh untuk
mewujudkannya.
Dialah yang harus dijadikan sasaran pembicaraan kita, caranya : Pertama, buat orang menyukai kita dengan tulus. Jadilah diri Anda sendiri, bersikap santai dan berbicara seperti bicara dengan teman akrab. Kedua, bicara dalam bentuk cerita dan anekdot-anekdot yang menyentuh hati dengan melakukan pendekatan emosional. Di sini dibutuhkan keterlibatan intelektual dan psikologi. Raih perhatian pendengar dengan mengangkat hal-hal
yang berkaitan dengan kebutuhan dasar manusia yang terdalam.
Itulah sebabnya produsen rokok tidak menjual rokok dengan
terang-terangan tapi yang dijual adalah kebutuhan dasar manusia yaitu
kebebasan. Orang tidak menjual mobil tapi menjual gairah. Orang tidak menjual
celana jeans tapi menjual petualangan.
Kalau dalam sebuah perusahaan, jajaran pimpinan tidak
sekadar menjual rencana-rencana strategis, usulan-usulan anggaran, atau memberikan
laporan-laporan kuartalan. Tapi menjual kepercayaan diri, perasaan sejahtera dan kemauan baik. Untuk meraih dukungan
karyawannya, pimpinan harus berusaha mengetahui kebutuhan-kebutuhan karyawan yang paling
mendasar.
Kebutuhan dasar setiap karyawan adalah ingin tahu: apa keuntunganku? Bagaimana
pembagian laba? perasaan aman? peluang naik pangkat? jalan
untuk mendapatkan pengakuan? cara untuk menjadi kaya? Mendapatkan kepuasan?
Kesempatan untuk tumbuh secara intelektual atau spiritual? Pembicara atau pimpinan yang baik
adalah yang bisa menjawab pertanyaan-pertanyan di atas.
Sejarah penuh dengan orang-orang yang menjawab kebutuhan-kebutuhan dasar
di atas. Para orator ulung adalah orang yang mampu menyuarakan dan menjawab
kebutuhan-kebutuhan dasar manusia pada zamannya.*
(Sumber : The Articulate Executive)
No comments:
Post a Comment