Pembaharu pemikiran keislaman abad ke 19 telah berperan dalam membangun
fondasi kebangkitan Islam jilid ll. Antara lain Muhammad Abduh, Rasyid Ridha,
Jamaluddin Al-Afghani dan Rifa’at Thahthawi. Sedangkan Profesor Fazlul Rahman
sendiri termasuk pada pembaharu abad ke-20.
Beliau Lahir tahun 1919 di bagian barat Pakistan dan dibesarkan dalam
keluarga yang menganut mazhab Hanafi. Pendidikan dasar dan menengahnya dia
lalui di distrik kelahirannya. Sedangkan pendidikan tingginya ditempuh di
Lahore University, Pakistan hingga menggondol gelar master bidang sastra Arab,
pada 1942. Sementara S3-nya dilalui di Oxford University, Inggris dan lulus
tahun 1951.
Pengalaman akademiknya antara lain pernah mengajar mata kuliah Islamic
Studies di Durham University, Inggris. Kemudian sebagai Associate Professor of
Philosophy di Institute of Islamic Studies, McGill University, Montreal, Canada.
Awal tahun 80-an, Rahman kembali ke Pakistan, sebagai pengajar di Institute
of lslamic Research. Di sana beliau juga bertugas menafsirkan Islam dalam terma
terma rasional dan ilmiah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat modern. Rahman akhirnya ditunjuk sebagai direktur
lembaga tersebut. Di samping itu juga sebagai anggota dewan penasihat Council
of Islamic Ideology pemerintah Pakistan.
Seiring perjalanan waktu dia mengundurkan diri dari kedua lembaga
tersebut. Sejak 1970, Rahman hijrah ke Chicago, Amerika. Disana dia menjadi
guru besar untuk kajian lslam pada Department of Near Eastern Languages and
Civilization, Chicago University.
Rahman dikenal dengan pembagiannya terhadap dialektika perkembangan
pembaruan yang muncul di dunia Islam. Menurut Rahman, ada empat gerakan. Pertama,
revivalisme (pembangkitan kembali) pramodernis yang muncul pada abad ke-18 dan
abad ke-19 di Semenanjung Arabia, India, dan Afrika. Kedua, modernisme klasik
yang muncul pada pertengahan abad ke-19 dan abad ke-20 di bawah pengaruh
ide-ide Barat. Ketiga, revivalisme pascamodernisme (seperti dalam mendukung
gagasan demokrasi) dan praktik bentuk pendidikan lslam yang telah dimodernisasi.
Keempat,
neomodernisme yang ditandai dengan sikap selektif terhadap cara-cara dan
metodologi untuk membangun masa depan Islam.
Rahman mengajukan dua hal penting berkaitan dengan proses rekonstruksi
islam. Pertama, harus dibedakan secara jelas antara lslam normatif dan
lslam sejarah (historis). Islam normatif, kata Rahman, adalah Al Quran dan
hadis Nabi Muhammad Saw. Sementara lslam sejarah adalah lslam yang diterjemahkan
umat lslam dalam konteks sejarahnya. Kedua, Rahman berpendapat bahwa
perlu upaya rekonstruksi ilmu ilmu lslam yang mencakup teologi, falsafah dan
ilmu-ilmu sosial.
Rahman telah menulis puluhan buku dan ratusan makalah ilmiah hingga akhir
hayatnya, 26 Juli 1988. Di antaranya: Major Themes of the Quran: Legacy and
Contemporery Challenge, Islam and Modernity: Transformazion of an Intellectual
Thadition, lslamic Methodology in History, dan Al lslam. Sebagian besar
karya-karyanya telah diterjemahkan ke pelbagai bahasa, seperti bahasa Urdu,
Arab, Inggris, Prancis. Belanda, dan Indonesia.
(Sumber : Ensiklopedi Tokoh Islam)
No comments:
Post a Comment