12 April 2018

FAZLUL RAHMAN



Pembaharu pemikiran keislaman abad ke 19 telah berperan dalam membangun fondasi kebangkitan Islam jilid ll. Antara lain Muhammad Abduh, Rasyid Ridha, Jamaluddin Al-Afghani dan Rifa’at Thahthawi. Sedangkan Profesor Fazlul Rahman sendiri termasuk pada pembaharu abad ke-20.  

Beliau Lahir tahun 1919 di bagian barat Pakistan dan dibesarkan dalam keluarga yang menganut mazhab Hanafi. Pendidikan dasar dan menengahnya dia lalui di distrik kelahirannya. Sedangkan pendidikan tingginya ditempuh di Lahore University, Pakistan hingga menggondol gelar master bidang sastra Arab, pada 1942. Sementara S3-nya dilalui di Oxford University, Inggris dan lulus tahun 1951.

Pengalaman akademiknya antara lain pernah mengajar mata kuliah Islamic Studies di Durham University, Inggris. Kemudian sebagai Associate Professor of Philosophy di Institute of Islamic Studies, McGill University, Montreal, Canada.

Awal tahun 80-an, Rahman kembali ke Pakistan, sebagai pengajar di Institute of lslamic Research. Di sana beliau juga bertugas menafsirkan Islam dalam terma terma rasional dan ilmiah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat modern.  Rahman akhirnya ditunjuk sebagai direktur lembaga tersebut. Di samping itu juga sebagai anggota dewan penasihat Council of Islamic Ideology pemerintah Pakistan.

Seiring perjalanan waktu dia mengundurkan diri dari kedua lembaga tersebut. Sejak 1970, Rahman hijrah ke Chicago, Amerika. Disana dia menjadi guru besar untuk kajian lslam pada Department of Near Eastern Languages and Civilization, Chicago University.

Rahman dikenal dengan pembagiannya terhadap dialektika perkembangan pembaruan yang muncul di dunia Islam. Menurut Rahman, ada empat gerakan. Pertama, revivalisme (pembangkitan kembali) pramodernis yang muncul pada abad ke-18 dan abad ke-19 di Semenanjung Arabia, India, dan Afrika. Kedua, modernisme klasik yang muncul pada pertengahan abad ke-19 dan abad ke-20 di bawah pengaruh ide-ide Barat. Ketiga, revivalisme pascamodernisme (seperti dalam mendukung gagasan demokrasi) dan praktik bentuk pendidikan lslam yang telah dimodernisasi. Keempat, neomodernisme yang ditandai dengan sikap selektif terhadap cara-cara dan metodologi untuk membangun masa depan Islam.

Rahman mengajukan dua hal penting berkaitan dengan proses rekonstruksi islam. Pertama, harus dibedakan secara jelas antara lslam normatif dan lslam sejarah (historis). Islam normatif, kata Rahman, adalah Al Quran dan hadis Nabi Muhammad Saw. Sementara lslam sejarah adalah lslam yang diterjemahkan umat lslam dalam konteks sejarahnya. Kedua, Rahman berpendapat bahwa perlu upaya rekonstruksi ilmu ilmu lslam yang mencakup teologi, falsafah dan ilmu-ilmu sosial.

Rahman telah menulis puluhan buku dan ratusan makalah ilmiah hingga akhir hayatnya, 26 Juli 1988. Di antaranya: Major Themes of the Quran: Legacy and Contemporery Challenge, Islam and Modernity: Transformazion of an Intellectual Thadition, lslamic Methodology in History, dan Al lslam. Sebagian besar karya-karyanya telah diterjemahkan ke pelbagai bahasa, seperti bahasa Urdu, Arab, Inggris, Prancis. Belanda, dan Indonesia.

(Sumber : Ensiklopedi Tokoh Islam)

No comments:

Post a Comment