15 November 2011

Ujung Kehidupan




Ujung kehidupan adalah kematian. Oleh karena itu sudah sepantasnyalah dalam merencanakan dan menjalani kehidupan kita bertolak dari kematian dan apa yang akan terjadi sesudah kematian. Sehingga kita tidak terlena dengan dunia yang sementara dan akan kita tinggalkan ini.
Memang naluri manusia ingin hidup kekal, karena hakikatnya manusia memang makhluk abadi. Namun yang abadi adalah ruhnya sedangkan fisiknya tidak abadi. Bahkan sangat sedikit sekali orang yang bisa mencapai usia 100 tahun. Kalaupun ada, fungsi  tubuhnya tentu sudah menurun, begitu juga dengan akal dan fisiknya. Inilah takdir yang harus kita terima.
Walaupun demikian sering kali kita kurang menyadari akan kefanaan dunia dan lalai dengan kematian. Seolah-olah kematian hanya untuk orang lain. Kita lupa bahwa kehidupan dunia tidak kekal dan bukan kehidupan yang sebenarnya. Kehidupan di dunia hanyalah tempat ujian apakah kita layak masuk surga atau justru masuk neraka,  na’uzubillahiiminzalik.
Sejatinya kehidupan akhirat lebih besar dari kehidupan dunia, lebih baik dari dunia, lebih indah, lebih modern dan lebih penting dari kehidupan dunia yang amat singkat ini. Kehidupan akhirat adalah kehidupan yang sesungguhnya. Oleh karena itu sudah sepantasnyalah kita lebih mengutamakan kehidupan di akhirat yang kedatangannya itu tidak diragukan lagi dan pasti.
"Sesungguhnya kematian yang kamu lari  daripadanya, maka kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah) yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan." (QS.62:8)
Hakikat kematian 
Ketika seseorang meninggal yang mati hanya tubuh fisiknya, sementara jiwanya tetap hidup. Pada saat  itu terjadi perpindahan alam. Ruh manusia yang tadinya ada di dalam tubuh fisik  berpindah ke barzakh, alam penantian sebelum datangnya hari kiamat. Di alam ini Allah akan memperlihatkan kepada ruh pada pagi dan petang tempat kediamannya setelah amalnya dihisab. Bagi orang yang kafir akan diperlihatkan neraka dengan segala siksaanya, sedangkan bagi orang yang saleh akan diperlihatkan surga dengan segala kenikmatannya.
  Oleh karena itu kita diperintahkan oleh Allah untuk tetap istiqamah dalam keislaman. ”Janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam” (QS.2:132) Insya Allah kalau kita mati dalam keadaan pasrah kepada Allah(Islam) maka kita akan digolongkan menjadi orang yang akan diselamatkan di akhirat nanti.
Namun demikian Allah merahasiakan waktu kematian kita. Tidak ada seorangpun yang tahu kapan dia mati, dimana dia mati, dan usia berapa hidupnya akan berakhir. Semuanya dirahasiakan oleh Allah dan hanya Dia yang tahu.
Ya Allah beri kami keistiqamahan sehingga kapanpun ajal berakhir kami dalam keadaan taat kepada Mu. Amin. ***


No comments:

Post a Comment