15 November 2011

Takut Mati



Tidak jarang kita merasakan ketakutan akan kematian dan ingin lari dari kematian. Padahal Allah berfirman, ”Katakanlah: Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan." (QS.62:8)

Ketakutan akan kematian biasanya timbul karena belum paham sehingga membuat kita cemas dan takut kalau kematian datang. Jadi lebih disebabkan karena kurang paham tentang hakikat kematian. Ketakutan timbul karena kita tidak tahu apa yang akan terjadi setelah kematian, takut karena akan meninggalkan orang-orang yang kita cintai, takut karena merasa amal kita masih sedikit, takut karena kita merasa banyak dosa.

Untuk itu sudah sepatutnya kita kembali merujuk kepada al Quran. Dimana Allah telah menjelaskan bahwa manusia itu hidup dua kali dan mati dua kali. ”Ya Tuhan kami Engkau telah mematikan kami dua kali dan telah menghidupkan kami dua kali (pula)” (QS.40:11) Kematian pertama adalah ketika manusia belum dilahirkan ke dunia dan kematian kedua adalah ketika kematian di dunia. Sedangkan kehidupan pertama adalah ketika lahir ke dunia dan kehidupan kedua ketika dibangkitkan di akhirat.

Bagaimana Menyikapi kematian?
Lalu bagaimana seharusnya kita menyikapi kematian? Bagi orang yang shaleh dan memahami hakikat kematian maka kematian adalah cita-citanya. Kematian menjadi sesuatu yang dirindukannya. Karena kematian adalah gerbang baginya untuk bertemu dengan penciptanya, Allah Swt. Kematian adalah jalan untuk bertemu dengan Rasulullah yang mulia, Muhammad saw.

Oleh karena itu mereka senantiasa mengingat kematian dan mempersiapkan kematian. Merekalah yang disebut oleh rasul sebagai orang yang cerdas, yaitu orang yang selalu mengingat kematian dan mempersiapkan kematian. Dengan selalu mengingat kematian dia akan bersikap zuhud di dunia dan kesulitan hidup di dunia akan terasa ringan.

Dia yakin  kesusahan hidup hanya sementara dan akan ada kehidupan yang lebih baik di akhirat nanti bagi orang-orang yang sabar. Untuk itu dia senantiasa memperbanyak amal untuk bekal di akhirat nanti.

Oleh karena itu, sikap pasrah kepada Allah merupakan sikap yang paling tepat bagi seorang muslim. Inilah puncak kehambaan seseorang. Meyakini kehidupan akhirat merupakan misi diutusnya nabi ke dunia, disamping mengajak manusia untuk mengimani Allah.

Hidup dan mati merupakan sarana untuk menguji manusia siapa amalnya yang lebih baik. ”Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya.” (QS.67:2) Wallahua’lam.***(Yopi Nasir)




No comments:

Post a Comment