Empat
sifat Rasulullah bisa jadi patokan memilih seorang pemimpin. Inilah empat sifat
yang mutlak dimiliki oleh seorang pemimpin. Nabi Muhamad Saw adalah contoh
paling ideal pemimpin islam. “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu
suri tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah
dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah”. (QS Al-Ahzab:21).
1. Shidiq. [kejujuran]. Hal ini merupakan sikap
utama yang harus dimiliki seorang wakil rakyat. Tapi, bukan sekadar jujur.
Shidiq ini memiliki arti yang lebih luas lagi, yakni sebuah sikap dalam
menjalankan segala tugas dengan asas keterbukaan informasi (akuntabilitas) dan
tanpa kecurangan.
Lawan dari
sikap ini adalah kebohongan. Bayangkan saja, bagaimana jika seorang wakil
rakyat terbiasa berbohong? Bagaimana sebuah negara ingin sejahtera dan maju
jika pemimpinnya suka berbohong dan kerapkali menutupi fakta yang harus
diketahui masyarakat, serta memutarbalikannya seenak sendiri? Untuk itulah,
islam sudah selayaknya menempatkan sifat ini posisi pertama yang harus dimiliki
seorang wakil rakyat.
2. Amanah. Artinya, adalah kemampuan untuk
menjaga segala sesuatu yang dipercayakan. Tentu kita sering mendengar, bahwa
kepemimpinan merupakan sebuah amanah. Hal ini memiliki makna yang besar, bahwa
menjadi wakil rakyat ia harus dituntut untuk selalu bertanggung jawab. Tanggung
jawab ini bukan hanya kepada rakyat yang mengutusnya, tapi juga tanggung jawab
kepada Allah Swt.
“Sesungguhnya
Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan
(menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu
menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang
sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha
Melihat.” (QS. An-Nisa: 58)
3. Fathonah. Makna sederhananya adalah cerdas. Dalam islam, seorang
pemimpin haruslah seorang yang cerdas. Cerdas ini bukan sekadar urusan
intelektual belaka, lebih itu, seorang wakil rakyat dituntut untuk handal dan
taktis dalam menghadapi segala persoalan yang terjadi di masyarakat. Bukan
malah menjadi corong segala kerusakan atau malah jadi penghasut di tengah
masyarakat.
4. Tabligh. Sederhananya, sifat ini adalah
penyampai yang baik. Banyak juga yang memaknainya sebagai komunikasi. Tapi,
kita dapat mengartikan sifat ini sebagai bentuk penyampaian secara jujur,
sekaligus bertanggung jawab atas segala tindakan yang diambilnya
(transparansi). Kata ini sering diperlawankan dengan menutupi atau melindungi kesalahan.
Seorang
wakil rakyat tentu tidak boleh menutupi kesalahan yang ia perbuat, apalagi
menutupinya. Inilah yang disebut pemimpin dzolim dalam islam. “Sesungguhnya
dosa itu atas orang-orang yang berbuat dhalim kepada manusia dan melampaui
batas di muka bumi tanpa hak. Mereka itu mendapat adzab yang pedih” [QS.
Asy-Syuuraa : 42].
No comments:
Post a Comment