Apa peran kita di dunia? Apa yang
harus kita lakukan? Mau jadi apa kita? Banyak orang yang bingung menjawab
pertanyaan ini. Lalu bagaimana solusinya? Berbagai cara dilakukan orang untuk
menemukan bakat dan profesi yang akan dijalaninya. Ada yang menggunakan talent maping, mengikuti tes minat bakat
dan berbagai macam cara lainnya yang terkadang harus mengeluarkan biaya yang tidak
sedikit.
Padahal seharusnya sejak kecil
kita sudah mengenali bakat kita. Namun kita baru sadar ketika akan mengambil
jurusan di SMA, mengambil jurusan di universitas, atau saat memilih pekerjaan.
Namun karena tidak tahu caranya, banyak yang salah memilih. Tidak sedikit yang ikut-ikutan
dan terpengaruh oleh teman atau keluarga.
Artinya setiap orang yang lahir, lengkap
dengan misi dan tujuan penciptaannya masing-masing. Yaitu untuk melakukan pekerjaan
yang mudah dia kerjakan. Misalnya kita dimudahkan untuk mengajar agama maka
tujuan penciptaan kita adalah menjadi ustadz atau guru agama. Kita dimudahkan
untuk berbisnis maka tujuan penciptaan kita adalah menjadi pengusaha. Kita
dimudahkan untuk menulis maka tujuan penciptaan kita adalah menjadi penulis. Kita
dimudahkan bernyanyi maka tujuan penciptaannya jadi penyanyi.
Dari mana kita mengetahui sesuatu
itu mudah kita lakukan? Tentu berdasarkan pengalaman setelah menjalaninya. Jadi
jalani dulu beberapa pekerjaan yang kita sukai. Dari sana akan ketahuan mana
yang paling mudah kita lakukan. Cirinya kita senang mengerjakan setiap hari,
tidak membuat jenuh dan ada hasilnya. Kalau sudah ketemu fokuslah di sana,
berarti itu bidang anda.
Tentu setiap orang akan berbeda
minat dan bakatnya karena setiap manusia memiliki keunikan dan tujuan
penciptaannya masing-masing. Bahkan antara kakak dan adik dalam satu keluarga
pun bisa berbeda bakatnya.
Ada orang yang senang dengan
sepak bola tapi tidak mau jadi pemain bola. Dia memilih jadi suporter saja. Karena
walaupun senang dengan sepakbola ketika disuruh bermain dia tidak sanggup dan
merasa kesulitan. Oleh karena itu acuannya bukan apa yang kita senangi tapi apa
yang mudah kita lakukan.
Begitu juga saat menentukan
jurusan di SMA atau universitas, pilih mata pelajaran yang disenangi dan mudah
dikerjakan. Indikatornya dapat dilihat dari nilai rapor. Kalau nilainya tinggi
bisa jadi mata pelajaran itu mudah dia kerjakan.
Dalam memilih proesi juga begitu. Mislnya ada
orang yang suka mendengar ceramah tapi ia tidak mudah untuk melakukannya maka
jangan ambil bidang itu. Tapi jadikan bidang itu sebagai jalan pendukung
pekerjaan utamanya.
Misalnya anda suka menulis dan mendengar
ceramah agama. Namun lebih dimudahkan untuk menjadi penulis daripada berceramah.
Maka pilih profesi sebagai penulis. Sedangkan minat pada ceramah dijadikan
pendukung untuk profesi menulis. Contohnya dengan menulis tentang cara-cara
berceramah yang baik, kisah para pendakwah terkenal, dan hal-hal yang berkaitan
dengan ceramah. Atau menjadikan ceramah-ceramah yang didengar sebagai sumber
tulisan.
Jadi kalau pekerjaan yang paling mudah bagi anda
adalah menulis, tapi anda juga menyukai beberapa bidang lainnya seperti bisnis,
ceramah agama, pengembangan diri misalnya, maka semua ini harus anda ramu untuk
jadi bahan penulisan anda. Jadi output-nya
berupa tulisan baik dalam bentuk artikel ataupun buku. Sedangkan profesi anda
bisa saja sebagai seorang pengamat dunia dakwah atau pengamat bisnis.
Jadi sekali lagi cara menentukan
minat dan bakat adalah dengan melihat apa yang mudah kita lakukan, bukan apa
yang kita senangi semata.
No comments:
Post a Comment