18 May 2018

KEMATIAN


Tidak ada manusia yang abadi. Setiap orang pasti mati kalau sudah sampai ajalnya. Apapun pangkatnya, berapapun kekayaannya, dan bagaimanapun kondisi kesehatannya. “Kami tidak menjadikan hidup abadi bagi seorang manusiapun sebelum kamu (Muhammad); maka jikalau kamu mati, apakah mereka akan kekal?” [QS.21;34]

Merasakan Kematian
Setiap orang akan merasakan mati dan kita tidak bisa menghindarinya. Oleh karena itu, jangan takut mati karena itu sesuatu yang pasti dialami oleh siapapun.

Lalu untuk apa kita dihidupkan oleh Allah? Untuk menguji kita dengan kebaikan dan keburukan. Kalau mengikuti kebaikan kita akan beruntung dan masuk surga. Sebaliknya kalau mengikuti kejahatan kita akan rugi dan masuk neraka.

“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan.” [QS.21;35]

Mati Akan Menemui Kita
Kita tidak bisa lari dari kematian. Bahkan kematian akan mengejar kemanapun kita lari. Ada sebuah kisah pada zaman nabi Sulaiman. Suatu ketika beliau sedang rapat dengan para menterinya. Salah seorang menterinya heran karena ada orang asing yang selalu menatapnya.

Sang menteri bertanya kepada nabi Sulaiman, “Wahai nabi siapakah orang itu?” “Oh… dia itu malaikat Izrail” jawab nabi. Sang menteri langsung ketakutan, khawair malaikat Izrail akan segera mencabut nyawanya.

Kemudia dia minta tolong kepada nabi Sulaiman agar diterbangkan ke gunung Himalaya dengan kendaraan angin. Tujuannya agar bisa menjauh dari malaikat Izrail. Nabi Sulaiman mengabulkan permintaannya. Sehingga sampailah orang itu di Himalaya.

Kemudian nabi Sulaiman bertanya kepada malaikat Izrail,” Kenapa engkau selalu menatap wajah sang menteri?” Kemudian malaikat Izrail menjawab, “Karena saya disuruh oleh Allah mencabut nyawanya. Namun saya heran karena sang menteri ada bersama engkau di sini. Sementara Allah menyuruh mencabut nyawanya di Himalaya. Untung engkau sudah mengirimkannya ke sana. Sekarang saya tahu hikmah dari perintah Allah”.

Akhirnya nyawa sang menteri dicabut oleh malaikat Izrail di Himalaya. Begitulah kematian, kita justru lari ke tempat nyawa kita akan dicabut.

Setelah mati kita akan kembali kepada Allah. Kemudian Allah akan menimbang amal kita. Allah tidak akan luput dari sekecil apapun amal kita. Karena Dialah yang maha tahu yang nyata dan yang ghaib. Kalau kebaikan lebih sedikit maka kita akan masuk neraka. Kalau kebaikan lebih banyak kita akan masuk surga.
Katakanlah: "Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan" [QS.62;8]

Kematian tidak bisa kita hindari. Dia akan datang kalau ajal kita sudah sampai. Walaupun kita bersembunyi di peti besi yang terkunci, di dalam rumah yang dibentengi dengan tembok beton dan dikawal oleh ribuan tentara. “Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh…” [QS.4;78]

Tidak Bisa Ditunda
Segala sesuatu ada ajalnya, termasuk manusia. Kalau sudah sampai waktunya dia tidak akan bisa menahan dan tidak bisa mempercepatnya. Walaupun dibantu dengan alat secanggih apapun. Begitulah kemahakuasaan Allah. Kita sungguh tidak berdaya untuk menahan ajal kita sesaat pun.

Bagi yang merasa hebat cobalah untuk menahan ajalnya sedetik saja, pasti tidak akan bisa. Makanya raja-raja terkenal Seperti Fira’un, Namruz, Hitler dan Musolini, semuanya mati tanpa terkecuali walaupun kekuasaannya tidak terbendung. “Tiap-tiap umat mempunyai ajal. Apabila telah datang ajal mereka, maka mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak (pula) mendahulukan(nya).” [QS.10;49]

Mati Izin Allah
Seseorang mati bukan karena penyakit, usia lanjut, atau sebab-sebab lainnya tapi semata-mata karena izin Allah Swt. Izin Allah artinya ajal seseorang sudah sampai. Karena segala sesuatu di dunia baik manusia, tumbuhan, hewan atau makhluk lainnya memiliki ajal. Kalau sudah sampai waktunya tidak ada yang bisa menghalangi. “Sesuatu yang bernyawa tidak akan mati melainkan dengan izin Allah, sebagai ketetapan yang telah ditentukan waktunya”. [QS. 3;145]

Tujuan Mati
Tidak seorang pun yang bisa menghentikan detak jantung kita selain Allah Swt. Orang yang mati terbunuh disebabkan karena ajalnya sudah tiba. Kalau ajalnya belum datang maka dia tidak akan mati. Jadi seseorang mati semata-mata karena ketetapan Allah Swt.

Bahkan tidak ada yang bisa menghidupkan setiap bayi yang lahir kecuali Allah Swt. Kalau takdirnya tidak hidup, bisa jadi dia meninggal dalam kandungan atau saat keluar dari perut ibunya.

Lalu untuk apa Allah menghidupkan dan mematikan kita? Tidak lain untuk menguji siapa yang paling baik amalnya. Kalau selama hidup dia senantiasa berbuat kebaikan, maka Allah akan memberi pahala dengan surga. Tapi kalau dia ingkar dan melakukan kejahatan, maka diberi balasan berupa siksa neraka. Jadi kehidupan dunia ini adalah ujian bukan tujuan akhir.

Ibarat orang yang mengikuti ujian kenaikan kelas, kalau dia tidak mampu menyelesaikan soal dan tidak tahan dengan beratnya ujian, dia akan menyerah di tengah jalan. Akibatnya tentu dia tidak akan naik kelas. Penderitaan karena tidak naik kelas bisa jadi membuat seseorang serasa di neraka.

Tapi ketika berhasil melewati ujian dengan baik tentu kita akan naik kelas, sehingga kelas yang baru bisa jadi serasa surga bagi kita. Oleh karena itu berjuanglah untuk bisa melewati berbagai ujian di dunia agar kita layak jadi penghuni surga. “Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.” [QS. 67;2]

Ingat Mati
Nabi Muhammad Saw. menyuruh kita banyak-banyak mengingat mati. Apa itu kematian? Sesuatu yang memutuskan segala kelezatan dunia. Segala kenikmatan yang pernah kita rasakan tidak akan pernah dinikmati lagi, karena ajal sudah datang menjemput.

Kalau sering mengingat kematian maka kita akan termotivasi untuk banyak bertobat sehingga dengan itu Allah akan membersihkan dosa-dosa kita. Disamping itu ingat mati akan membuat kita zuhud terhadap dunia, tidak tamak dan tidak serakah karena sadar semuanya akan kita tinggalkan. “Banyak banyaklah kamu mengingat yang memutuskan kelezatan karena ia membersihkan dosa dan menzuhudkan pada dunia.” [HR. Turmidzy]

Suatu ketika nabi ditanya oleh sahabat tentang siapa orang yang paling cerdik. Kemudian nabi menjawab, dia adalah orang yang banyak mengingat mati dan mempersikapkan kematian. Sebagaimana terdapat dalam hadist yang diriwayatkan oleh Malik dan Ibnu Majah.

Seorang pria dari suku Anshor bertanya, “Ya Rasulullah, manakah mukmin yang utama?” Jawabnya, “Yang terbaik akhlaknya diantara mereka.”  Tanya pria itu lagi, “Manakah orang mukmin yang lebih cerdik?” Jawab Rasulullah,  “Mereka yang lebih banyak ingatnya kepada mati, mereka itulah orang yang cerdik.” [HR Malik dan Ibnu Majah]

Namun ingat mati tidak boleh membuat kita malas-malasan di dunia. Justru kita harus lebih semangat. Tapi niatnya harus karena Allah, caranya halal dan sesuai dengan syariat islam. Dengan itulah aktivitas dunia kita akan bernilai ibadah.



x

No comments:

Post a Comment