12 December 2011

Step by Step Memulai Usaha

Memulai usaha terkadang menjadi momok bagi sebagian besar orang yang akan terjuk ke dunia wirausaha. Apalagi bagi mereka yang sebelumnya berprofesi sebagai karyawan. Tidak gampang merubah kebiasaan menjadi orang bebas dengan menjadi pengusaha. Untuk itu bagi anda yang ingin mulai berwirausaha ada baiknya menerapkan langkah-langkah berikut.  

Mulai dari Kecil
Mulailah usaha dari kecil. Jangan cepat-cepat ingin besar, punya toko, atau  karyawan sendiri. Dengan merintis dari bawah kita akan kenal betul seluk-beluk bisnis yang kita jalani. Sehingga kita bisa mengantisipasi setiap permasalahan yang akan muncul.
Orang-orang yang ingin langsung besar biasanya sulit untuk bertahan, karena fondasi usahanya belum kuat. Dari tampilan fisik memang terlihat megah tapi bangunannya keropos. Akibatnya ketika terjadi goncangan bisnis, usahanya langsung roboh karena tidak kuat menahan beban masalah.
Dengan merintis usaha dari bawah maka pondasi bisnis bisa kita bangun setahap demi setahap. Dengan semakin kuatnya pondasi tentu semakin tinggi pula bangunan usaha yang bisa kita dirikan.
Itulah sebabnya orang yang memulai usaha dari bawah dan dari kecil akan lebih tahan dalam menghadapi setiap persoalan. Karena dari awal dia sudah mendeteksi setiap peluang yang akan menjadi masalah. Dia mengenali masalah itu ketika masih kecil, sehingga mudah untuk diantisipasi.

Mulai dengan modal yang ada
Untuk memulai sebuah usaha tidak mensyaratkan adanya modal. Bahkan tanpa modalpun kita bisa memulai usaha. Seperti dengan menjadi agen penjualan, broker,  pengajar, dan lain sebagainya. Oleh karena itu jangan menunggu sampai ada investor tapi mulailah dengan modal yang ada di tangan.
Rasulullah sendiri telah mengajarkan bagaimana berbisnis tanpa modal. Dengan kepercayaan dan kejujurannya, beliau sukses menjadi pengusaha yang disegani di seantero jazirah Arab. Bahkan beliau digelari Al Amin (orang yang terpercaya). Hasilnya, banyak pedagang dan investor yang ingin bermitra dengan beliau. Salah satunya adalah Siti Khadijah, seorang konglomerat kota Mekah yang kemudian menjadi istrinya.
Oleh karena itu, jangan senang dulu bila ada yang menawarkan modal. Renungkan apakah kita siap mengelola dana orang lain? Bisakah kita mengembalikannya? Inilah beberapa pertanyaan yang harus kita jawab.
Karena secara psikologis para investor lebih siap dengan keuntungan dari pada kerugian. Padahal yang namanya bisnis pasti ada untung dan rugi. Namun sebagian investor kurang siap  menerima ketika kita mengalami kerugian. Oleh karena itu, pertimbangkan betul saat anda akan bermitra dengan seseorang.
Di sisi lain, ketiadaan modal tidak seharusnya menghentikan langkah kita untuk berbisnis. Tidak sedikit pengusaha sukses mengawali bisnisnya dengan modal seadanya. Bahkan ada diantara mereka yang mulai dengan berjualan kaki lima. Tapi berkat ketekunan dan keseriusan, usahanya terus berkembang sehingga sedikit demi sedikit asetnya terus bertambah.

Kenali Seluk Beluk Usaha
Setiap bidang usaha memiliki keunikan tersendiri sehingga membutuhkan strategi khusus untuk menanganinya. Oleh karena itu, pelajari setiap tahapan dan permasalahan dalam bisnis kita, karena semua itu akan menjadi panduan dalam menjalankan usaha.
Tidak dipungkiri kita akan berhadapan dengan berbagai masalah. Namun semua itu akan membuat diri kita semakin matang. Karena masalah merupakan petunjuk guna mengenali kelemahan kita.
Di samping itu, untuk memulai sebuah bisnis tidak menuntut pengalaman yang banyak. Pengalaman bisa kita dapatkan dengan menjalani, bukan hanya dengan mempelajari teori.
Dalam dunia kewirausahaan dikenal istilah street smart (kecerdasan jalanan) yaitu ilmu-ilmu yang kita dapatkan di universitas kehidupan dunia nyata. Karena pada dasarnya kehidupan merupakan sebuah buku pelajaran dari Allah yang bisa kita baca setiap saat melalui interaksi kita dengan lingkungan.
Oleh karena itu, ketika akan membuka sebuah usaha jangan terlalu banyak dipikirkan tapi langsung bertindak dan belajar sambil jalan. Untuk memecahkan masalah-masalah dalam bisnis tidak bisa hanya dengan teori-teori yang sudah basi dan tidak up to date. Dunia terus berubah setiap detik. Bagaimana mungkin kita bisa mengatasi masalah kalau kita tidak berubah.
Oleh karena itu, tidak ada alasan untuk menunda berbisnis dengan alasan belum cukup pengalaman. Dengan mengayunkan langkah pertama maka peluang sukses sudah terhampar di depan. Tapi kalau kita tidak mulai melangkah maka tidak akan pernah ada kesuksesan.

Miliki Seorang Mentor
Dalam memahami seluk beluk bisnis, kita perlu belajar kepada yang ahli. Banyaklah bertanya kepada orang yang sudah lebih dulu menjalani usaha sejenis, karena dia sudah paham dimana titik permasalahan yang akan timbul. Al Quran sudah memerintahkan kepada kita untuk bertanya kepada orang yang lebih tahu. “Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui.” (QS. An Nahl[16]:43)
Disamping itu seorang entrepreneur adalah manusia pembelajar. Dia terus meningkatkan keilmuan dan wawasannya baik di lembaga formal maupun informal. Berbagai pelatihan dan seminar selalu diikuti terutama yang berkaitan dengan bisnisnya. Kegiatan-kegiatan semacam ini tentu akan menambah pemahaman dan kedewasaan kita dalam berbisnis.
Kita pun harus menjauhkan sikap sombong karena akan menghalangi kita untuk belajar dari orang lain. Karena kita bisa belajar dari siapa saja, baik dari orang muda apalagi dari orang tua yang tentu sudah lebih berpengalaman. “Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan sombong, karena sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan sekali-kali kamu tidak akan sampai setinggi gunung.” (QS. Al Isra[17]:37)
Oleh karena itu, setiap akan belajar dari orang lain maka kosongkan gelas kita. Tempatkan gelas kita di bawah agar mudah diisi oleh teko. Kalau kita merasa sombong maka ilmu kita tidak akan pernah bertambah. Karena menempatkan diri lebih pintar dari orang yang akan memberi masukan kepada kita. Ini sama saja seperti mengisi gelas kosong tapi posisinya lebih tinggi dari teko, pasti tidak akan pernah terisi.

Belajar dari Pengalaman
Pengalaman adalah guru yang terbaik. Untuk itu belajarlah dari pengalaman diri sendiri atau  orang lain. Kita tidak harus mengalami rentetan kegagalan dulu dalam meraih kesuksesan. Kita bisa menghindari resiko dengan belajar dari kesalahan orang-orang terdahulu.
Kalaupun ujian tetap menimpa maka itu adalah cara Allah mendidik kita. Ambillah hikmah dari setiap kegagalan karena tidak ada kejadian yang sia-sia. “Dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu, Kami pergilirkan diantara manusia (agar mereka mendapat pelajaran).” (QS. Ali imran[3]:140)
Dalam al Quran banyak sekali pelajaran dari orang-orang terdahulu. Kita bisa menarik hikmah dari keberhasilan maupun kegagalan mereka. “Hai manusia sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman.” (QS. Yunus[10]:57)

Pantang Menyerah
Orang yang cepat puas mungkin agak sulit untuk menjadi pengusaha sukses. Ketika usahanya baru berkembang sedikit saja dia sudah merasa puas dan berbangga diri. Dia tidak berpikir untuk lebih maju lagi.
Padahal bisnis yang baik adalah yang banyak kontribusinya buat orang lain. Untuk itu kita harus terus bertumbuh dan menjadi orang yang sangat kaya agar bisa membantu sesama. Tidak elok rasanya sekadar memikirkan kesenangan diri sendiri.
Dalam beramal sebaiknya kita menengok ke atas, melihat kepada orang yang lebih banyak amalnya daripada kita. Tujuannya agar kita termotivasi untuk berbuat lebih baik. Allah sendiri menyuruh kita untuk berlomba-lomba dalam berbuat kebaikan. “Maka berlomba-lombalah kamu dalam berbuat kebaikan.” (QS. Al Baqarah[2]:148)
Kita tentu harus bersyukur bila semakin banyak orang yang kita tolong. Oleh karena itu, ketika kebutuhan keluarga sudah terpenuhi maka mulailah berpikir untuk membantu orang lain. Tidak ada kata puas dalam membantu orang. Semakin banyak orang yang kita bantu maka akan semakin banyak pahala kita. Wallahua’lam.*** 

No comments:

Post a Comment