18 December 2011

Agar Pekerjaan Bernilai Ibadah




Bekerja merupakan aktivitas sehari-hari bagi seorang manusia. Bahkan sampai akhir hayatnya manusia memiliki kewajiban untuk bekerja demi kelangsungan hidupnya.
Bekerja memiliki beberapa makna: Pertama, bekerja merupakan sebuah kewajiban yang bernilai ibadah.  Kedua, bekerja merupakan unsur penting yang membedakan manusia dengan makhluk lain. Ketiga, kemuliaan manusia terletak pada pekerjaannya. Keempat,  pekerjaan seseorang dapat menentukan tinggi rendah derajatnya.
Sedangkan bila dilihat dari fungsinya, bekerja merupakan sarana untuk aktualisasi diri, sarana untuk memelihara kelangsungan hidup seseorang, dan sarana untuk memakmurkan bumi Allah.
Bagaimana agar pekerjaan kita bernilai ibadah? Setiap pekerjaan yang kita lakukan harus jelas niat dan tujuannya. Niat akan menentukan apakah pekerjaan kita bernilai ibadah atau tidak. Kesalahan dalam menentukan niat akan membuat pekerjaan kita tidak ada bermakna di sisi Allah.
Pekerjaan sediri bila dilihat dari pembagiannya terdiri dari tiga hal:
Pertama, pekerjaan ibadah. Pekerjaan ini telah ditentukan tujuan, maksud, dan prosedurnya. Seperti sholat, puasa, zakat, haji, dan zikir. Tujuan dari ibadah mahdoh ini adalah untuk memelihara dan meningkatkan ketakwaan seseorang.
Kedua, pekerjaan dakwah. Yaitu aktivitas untuk mengajak manusia menyembah Allah dengan sungguh-sunguh. Aktivitas dakwah ini merupakan kewajiban setiap orang sesuai dengan kemampuannya. Allah berjanji akan mengangkat derajat orang yang berdakwah dan menggolongkan mereka sebagai orang-orang yang beruntung. Diantara pekerjaan yang tergolong kepada dakwah diantaranya bertabligh, membantu orang yang membutuhkan, melawan kezaliman, dan pekerjaan lain yang bermanfaat bagi agama.
Ketiga, pekerjaan maisyah. Yaitu pekerjaan seseorang untuk mendapatkan untung dan upah guna menghidupi keluarganya. Baik orang yang bekerja sebagai pegawai maupun sebagai pengusaha. Biasanya pekerjaan ini sesuai dengan latar belakang pendidikan dan  keahlian. Karena Islam tidak menyukai orang yang mengerjakan sesuatu yang bukan keahliannya.
Bidang pekerjaan di atas harus dilakukan dengan penuh keikhlasan, istiqomah, dan tidak bertentangan satu sama lain. Bahkan akan lebih baik bila dilakukan dengan berjamaah dan dilandasi oleh ilmu yang memadai. Tentunya dengan tidak melupakan perencanaan, pengorganisasian, serta kontrol agar pekerjaan di atas berjalan dengan baik.***

No comments:

Post a Comment