18 November 2011

Tauladan Kesuksesan dan Kebahagiaan



 Rasulullah saw. merupakan suritauladan bagi kita. Dialah panutan dalam meraih kesuksesan dan kebahagiaan. Hasilnya tidak diragukan lagi, banyak para sahabat dan pengikut beliau yang menjadi orang sukses. Ada yang menjadi konglomerat, ilmuwan, gubernur, panglima perang dan berbagai puncak kesuksesan lainnya. Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah. (QS.33:21).
Rasul sendiri tidak pernah mengajarkan umatnya untuk hidup miskin dan menderita. Justru beliau mengajarkan umatnya untuk berzakat, bersedekah, memberi makan orang miskin, dan membantu orang yang sedang kesusahan. Bahkan kita disuruh untuk melaksanakan ibadah haji yang membutuhkan biaya yang tidak sedikit.
Semua itu mengisyaratkan bahwa kita harus menjadi orang yang sukses dan kaya. Kita diperintahkan untuk banyak memberi bukan meminta. Tangan di atas lebih baik dari pada tangan di bawah. Ini semua bisa kita lakukan kalau kita kaya dan berkecukupan.
Lalu bagaimana caranya agar kita bisa kaya dan sukses? Salah satu caranya adalah dengan meniru(modelling). Tentu yang kita tiru adalah cara orang sukses berpikir dan mengetahui keyakinan-keyakinan yang mereka simpan dalam otaknya berkaitan dengan kekayaan dan kesuksesan.
Hal ini dibenarkan oleh beberapa orang pakar di bidang kesuksesan. Brian Tracy pernah berkata, ”Kalau kita terus menerus melakukan apa yang dilakukan oleh orang kaya(sukses) maka lama kelamaan kita pun akan menjadi kaya(sukses).”
Wallace Wattles dalam bukunya The Science of Getting Rich dengan yakin mengatakan bahwa untuk menjadi sukses ada rumusnya sebagaimana rumus matematika. Kalau kita menerapkan rumusnya maka kita akan mendapatkan hasilnya sehingga kita akan sukses dan kaya.
Hal ini juga telah dibuktikan oleh salah seorang jutawan muslim, Irfan Khairi. Beliau berkata tentang rahasia kesuksesannya, ”Saya tidak punya rahasia kesuksesan. Saya hanya mengikuti jejak langkah orang sukses. Saya pelajari bagaimana dia bisa sukses kemudian saya terapkan kepada diri saya sendiri. Namun, hal ini harus didukung oleh disiplin yang tinggi dan bekerja keras untuk meraih cita-cita.”
Oleh karena itu tidak aneh bila pakar-pakar motivasi dan kesuksesan seperti Napoleon Hill, John Murphy, dan Anthony Robin menemukan kesamaan pola pikir dan persepsi mereka terhadap kekayaan diantara orang-orang sukses di dunia.
Ternyata untuk menjadi kaya atau sukses tidak ditentukan oleh latar belakang budaya, suku, dan bangsa tetapi semata-mata ditentukan oleh karakter dan pola pikir tentang kesuksesan. Setiap orang dari suku bangsa apapun berpeluang untuk sukses dan kaya asal dia menyesuaikan pola pikir dan keyakinannya dengan orang-orang sukses. 
Bagi kita tidak ada  lagi contoh  dan panutan selain orang yang paling sukses dan berpengaruh di dunia, Muhammad saw. Semoga kita termasuk orang-orang yang mengikuti beliau sampai akhir hayat kita. Amin.***(Yopi Nasir)


No comments:

Post a Comment