Kalau kita ingin sukses dalam berbisnis maka cara termudah adalah dengan meniru atau meng-copy kepribadian orang sukses. Istilah yang akrab di telinga kita akhir-akhir ini adalah copy paste, sebuah istilah yang sering kita gunakan dalam dunia komputer ketika akan meng-copy sebuah data. Istilah ini dipopulerkan oleh Bambang Trim, penulis buku Copy Paste Rasulullah.
Sebagai seorang pebisnis maka siapa lagi entrepreneur sukses selain Rasulullah saw yang patut kita tauladani. Beliaulah entrepreneur tersukses sepanjang sejarah. Kalau kita ingin sukses seperti beliau maka kita tinggal meniru dan mempraktekan perilaku rasulullah sehingga dengan ini kita pun akan sukses.“Sesungguhnya telah ada pada diri Rosululah itu suri teladan yang baik bagimu.” (QS al-Ahzab [33]:21)
Kalau kita mau melihat model entrepreneur tersukses dalam sejarah maka beliaulah Rasulullah saw orang yang paling sukses. Apakah pujian ini terlalu berlebihan? Kita bisa buktikan langsung dari sejarah. Usia 12 tahun beliau sudah mulai berbisnis sembari magang dengan pamannya untuk berdagang ke Syam. Dan pada usia 25 tahun beliau sudah menjadi konglomerat sukses dan sudah sering melakukan perjalanan bisnis antar negara. Yang semua itu justru beliau lakukan sebelum menikah.
Bahkan bukti kesuksesan beliau dapat kita lihat ketika beliau memberikan 200 ekor unta sebagai mahar kepada Khadijah. Belum pernah kita mendengar orang yang memberikan mahar sebanyak yang diberikan Rasulullah. Satu aspek ini saja sudah dapat menunjukkan bukti kesuksesan beliau sebagai seorang bisnisman.
Belum lagi kalau diungkap bukti-bukti yang lain yang sungguh banyak untuk diungkapkan. Bahkan Allah pun memuji kesuksesan beliau sehingga menjadikan beliau sebagai suritauladan bagi manusia. Hal ini terungkap dalam firman-Nya, Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. (QS al-Ahzab [331: 21)
Sungguh banyak ajaran-ajaran beliau diantaranya tentang kerja keras dan kesungguhan. Salah satunya adalah, ”Engkau akan menemukan seorang mukmin itu bersungguh-sungguh pada apa yang mampu dilakukannya, dan bersedih atas apa yang tidak mampu dilakukannya.” (HR Ahmad)
Begitu tegas ajaran rasul tentang kesungguhan dalam bekerja. Bahkan dalam hadist yang lain beliau menyuruh kita untuk terus menguatkan harapan kita. ”Kuatkanlah harapanmu dalam meraih apa-apa yang bermanfaat bagimu.” (HR Muslim)
Ada empat karakter unggulan Rasulullah saw yang menjadi kunci kesuksesan beliau dalam dakwah dan bisnis. Karakter itu disebut oleh Bapak Bambang Trim dalam bukunya Muhammad saw is a Great Entrepreneur dengan FAST. FAST merupakan singkatan dari Fatonah (cerdas), Amanah (terpercaya), Shiddiq (benar dan jujur), dan Tabligh (komunikatif).
- Fatonah (cerdas). Banyak sekali kisah yang menunjukkan kecerdasan Rasulullah saw. Di antaranya ketika beliau diminta pendapat oleh kaum Quraish untuk mengangkat Hajar aswad. Beliau meletakkan batu Hajar aswad di atas surban dan menyuruh tiap suku mengangkat di setiap ujungnya. Sehingga tidak ada lagi yang merasa paling berhak untuk mengangkatnya.
- Amanah (terpercaya). Beliau selalu memegang amanah yang dipikulnya. Sehingga beliau digelari dengan al Amin atau orang yang terpercaya. Beliau tidak pernah melanggar janjinya dan selalu berusaha untuk menepatinya.
- Shiddiq (benar dan jujur). Rasul selalu berkata jujur dan tidak pernah berdusta. Beliau selalu bicara apa adanya dan sesuai antara kata dan perbuatan. Itulah yang membuat orang percaya kepadanya. Beliau sangat memegang teguh kejujuran terutama ketika berbisnis.
- Tabligh (komunikatif). Rasul adalah orang yang komunikatif. Perkataannya singkat, padat, jelas, dan mantap sehingga para sahabat bisa menghafalkan setiap perkataan rasul. Sampai saat ini kita masih bisa membaca dan mendengarkan petuah-petuah beliau lewat ribuan hadistnya.
Namun, karakter di atas selama ini hanya dikenal di kalangan ustad dan santri saja, sementara dalam dunia bisnis jarang dipakai. Padahal karakter itu jugalah yang menjadi kunci kesuksesan beliau dalam berbisnis. Wallahua’lam.***(Yopi Nasir)
No comments:
Post a Comment