Selama ini kekayaan dianggap akan mendatangkan kebahagiaan, sehingga orang mati-matian mencari uang tanpa mengenal waktu. Dari pagi sampai malam dihabiskan untuk mencari uang. Baginya, uang adalah segala-galanya. Dengan uang segalanya bisa dibeli sehingga kebahagiaan pun akan datang seiring dengan terpuaskannya segala keinginan. Itulah pandangan yang kurang tepat selama ini. Karena keyataannya tidak selalu kekayaan otomatis mendatangkan kebahagiaan.
Kalau seorang pebisnis ingin meraih kebahagiaan maka janganlah menjadikan uang sebagai Tuhan. Uang bukanlah segala-galanya dalam bisnis. Uang bukanlah tujuan utama. Uang hanyalah alat untuk meraih kebahagiaan. Bergantung bagaimana kita menggunakan uang tersebut. Kalau kita cari dengan benar dan kita gunakan untuk kebaikan maka kita akan bahagia. Tapi kalau kita cari dengan cara yang tidak benar maka ujungnya adalah ketidakbahagiaan.
Diantara yang akan mendatangkan kebahagiaan saat berbisnis adalah pertama, ketika kita mencarinya dengan cara yang benar. Antara lain keyakinan bahwa Allah-lah satu-satunya yang memberikan rezeki. Kedua, tidak meniggalkan shalat berjamaah di mesjid. Bisnis tidak melalaikan dari ibadah. Ketiga, selalu berzikir di sela-sela waktu berbisnis. Keempat, selalu bersikap ramah kepada pembeli dan mitra bisnis. Kelima, selalu berbagi dan bersedekah sebagai bentuk kepedulian kepada orang miskin. Hal-hal inilah antara lain yang akan mendatangkan kebahagiaan dalam berbisnis. Kalau bisa melakukannya maka dijamin rezeki kita akan berlimpah.
Sebaliknya kita tidak akan bahagia selama berbisnis kalau melakukan yang sebaliknya. Diantara tindakan yang akan menghalangi rezeki dan kebahagiaan kita adalah: pertama, tidak yakin kepada Allah sebagai pemberi rezeki. Kedua, percaya dengan perdukunan atau musyrik. Ketiga, menjual barang kadaluarsa, menipu konsumen, iri dan dengki kepada pedagang lain, marah kepada konsumen dan pesimis dengan rezeki, maka hal-hal ini akan membuat kita tidak bahagia dan tidak akan mendapat rezeki yang berkah.
Kesimpulannya, kalau mencari rezeki dengan cara yang benar yang dituntunkan Allah maka kita akan bahagia dan akan mendapatkan sesuai dengan ikhtiar kita. Sebaliknya kalau berbisnis tidak dengan cara yang etis maka kita hanya akan mendapatkan sesuai jatah kita namun tidak mendapatkan kebahagiaan. Pilihan ada di tangan kita. Wallahua’lam.***
No comments:
Post a Comment