Kegagalan
bisa saja menimpa seorang pemimpin. Hal ini bisa disebabkan oleh faktor
internal dalam dirinya dan juga bisa dsebabkan oleh faktor eksternal di luar
dirinya. Berikut beberapa penyebab internal dalam diri seorang yang menyebabkan
kegagalan kepemimpinannya.
Pertama. Kurang
perhatian kepada hal-hal kecil yang bersifat sederhana. Ada sebagian pemimpin
yang sibuk dengan hal-hal besar sehingga lupa dengan hal-hal sederhana tapi
berpotensi menjadi masalah besar.
Kedua.
Ingin selalu sempurna. Karena ingin sempurna tidak jarang sebagian pemimpin
menjadi perfeksionisme. Dia terjebak ingin melakukan semuannya
sendiri karena khawatir kalau pekerjaannya didelegasikan kepada orang lain maka
hasilnya tidak sesuai dengan yang diharapkan.
Ketiga.
Takut disaingi oleh orang lain. Salah satu indikasi pemimpin yang akan gagal
adalah ketika dia tidak siap menerima kelebihan orang lain terutama bawahannya.
Keempat.
Kurangnya kreatifitas. Kreatifitas adalah modal utama dalam kemajuan di bidang
apapun. Tanpa kreatifitas sulit untuk bersaing dengan kompetitor. Apalagi
seorang pemimpin yang tidak kreatif maka kepemimpinannya tidak akan bertahan
lama.
Kelima.
Sikap terlalu membanggakan diri. Ketika kita merasa paling berjasa, merasa
seolah-olah kita menjadi penentu segalanya maka sadarilah itu adalah bibit
kesombongan. Padahal kesombongan merupakan sesuatu yang dibenci oleh siapapun.
Keenam.
Ketidaksetiaan kepada organisasi dan bawahan. Pemimpin yang sudah terjebak
kepada materi dan hanya melihat untung rugi buat pribadi maka bersiaplah
kepemimpinannya akan gagal.
Ketujuh.
Terlalu membanggakan jabatan. Pemimpin yang selalu bersandar kepada jabatannya
akan menjadi pemimpin yang sangat rapuh. Dia selalu membawa-bawa jabatannya dan
selalu ingin diketahui sebagai pemimpin. Ketika dia menjabat maka dia merasa
hebat, ketika tidak berkuasa lagi maka hilanglah kekuatannya.
Kedelapan.
Terjebak dengan klenik. Tidak jarang pemimpin kehilangan akal sehatnya. Dia
lebih percaya kepada klenik dan paranormal sehingga tidak rasional lagi.
Oleh karena itu agar
tidak mengalai kegagalan maka seorang pemimpin harus tahu cara memimpin dengan
efektif. Cara-cara
itu bisa disesuaikan dengan situasi dan kondisi kita. Diantara kiat praktis
yang dapat digunakan adalah:
Pertama.
Gantinlah perintah dengan kalimat bertanya. Dalam mendelegasikan
tugas dan wewenang tidak harus selalu dengan nada perintah. Cara penyampaian
bisa diatur sedemikian rupa yang penting maksud tercapai. Dengan kalimat
bertanya akan terasa lebih halus dan bawahan merasa itu bagian dari
pekerjaannya bukan perintah atasan.
Kedua.
Jangan memarahi karyawan di tempat ramai. Kalau ada bawahan yang melakukan
kesalahan jangan ditegur dan dimarahi di depan orang lain karena hal itu akan
melukai perasaannya.
Ketiga.
Dengarkanlah usulan dari bawahan. Hindarilah sikap diktator dan selalu ingin
menang sendiri tanpa mau menghargai bawahan.
Keempat.
Jangan sungkan-sungkan untuk memberikan pujian kepada bawahan yang memang layak
dipuji. Tidak akan rugi kita bila banyak menghargai orang lain. Keinginan untuk
dihargai merupakan salah satu kebutuhan manusia yang paling tinggi.
Kelima.
Penuhilah janji-janji kita. Jangan pernah ingkar janji. Kalau anda merasa
khawatir belum sanggup untuk menepati janji maka jangan mudah memberi janji.
Keenam. Memberitahukan
kesalahan bawahan dengan efektif. Seorang pemimpin yang baik akan mencari
suasana yang tepat agar karyawan tidak mengalami demotivasi. Dia memberi tahu
kesalahan bawahannya secara tidak langsung.
Sumber : www.yopi-nasir.blogspot.co.id
No comments:
Post a Comment