PENGANTAR
Jika
diilustrasikan dengan sebuah perniagaan, umur adalah aset dan modal usaha kita.
ketika rugi dipahami sebagai hilangnya modal, sementara modal kita adalah umur
kita sendiri, tentunya setiap detik kita mengalami kerugian. Ini logis, karena
umur yang menjadi modal terus berkurang.
Tidak
diragukan lagi jika umur digunakan oleh manusia untuk bermaksiat kepada Allah,
ia benar-benar mengalami kerugian, bukan saja karena ia tidak mendapatkan
kompensasi dari modalnya yang hilang, bahkan lebih dari itu ia telah
mencelakakan dirinya sendiri.
Demikian
halnya, jika ia menghabiskan umurnya untuk mengerjakan perkara-perkara yang
mubah sekalipun, ia tetap dinyatakan merugi. Sebab, ia menghabiskan modalnya
untuk hal-hal yang tidak berimplikasi apa-apa kepada dirinya sendiri. Dengan
penjelasan ini, kita dapat memahami dengan baik mengapa iman dan amal shalih
manjadi pengecuali bagi pelakunya.
Ringkasnya, aset atau modal hidup kita adalah umur. Kalau modal
umur kita gunakan untuk melakukan kebaikan dan amal shaleh maka kita akan
beruntung. Karena akan dibalas 10 kali lipat oleh Allah bahkan lebih.
Sebaliknya bila modal umur kita gunakan untuk melakukan dosa atau perkara
mubah, maka kita akan merugi karena tidak mendapatkan balasan dari Allah.
Hal ini disebabkan karena setiap kita diberi modal yang terbatas.
“Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu; maka apabila telah datang waktunya
mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak dapat (pula)
memajukannya.” (Al-A’raf :34)
Oleh
karena itu kita harus membuat hidup kita beruntung di akhir kehidupan kita
bukan merugi. Karena sebagaimana kita ketahui Akhir kematian manusia ada dua,
husnul khatimah (akhir yang baik) dan su’ul khatimah (akhir yang buruk).
LANDASAN
SYAR’I
Di dalam al Quran Allah berfirman, ”Hai
orang-orang yang beriman bertaqwalah kepada Allah sebenar-benar taqwa
kepada-Nya, dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan
beragama Islam” (QS.Ali Imran:102)
Rasulullah
bersabda : ”Demi Allah yang tiada
Tuhan selain Dia. Adakalanya seorang dari kamu beramal dengan amalan ahli surga
hingga jarak antaranya dengan surga hanya sehasta saja, tapi taqdir lebih cepat
sehingga ia pun beramal dengan amalan ahli neraka. Dan ada kalanya seorang dari
kamu beramal dengan amalan ahli neraka hingga jarak antaranya dan neraka hanya
sehasta saja, tapi ia didahului oleh taqdirnya sehingga ia pun beramal dengan
amalan ahli surga, maka masuklah ia ke dalam surga.” (HR. Bukhari
dan Muslim)
Lalu bagaimana
agar kita bisa meraih husnul khatimah? Antara lain dengan ketaatan dan
ketakwaannya kepada Allah didasari tauhid yang benar, sikap hati-hati yang
selalu tertanam pada diri sendiri terhadap perbuatan yang haram, segera
bertobat jika melakukan kesalahan dan dosa, berdoa kepada Allah SWT agar ia
dimatikan dalam keadaan beriman dan bertakwa, mengerahkan segenap kemampuannya
untuk memperbaiki diri, lahir dan batin, niat dan tujuannya hanya terfokus pada
usaha mewujudkan hal itu.
TANDA-TANDA
HUSNUL KHATIMAH
1. Mengucapkan kalimat syahadat ketika
wafat.
2. Wafat dengan dahi berkeringat.
3. Wafat pada malam jum’at atau hari jum’at.
4. Mati syahid di medan perang membela Islam.
5. Mati karena wabah penyakit menular.
6. Mati karena menderita sakit perut.
7. Mati tenggelam.
8. Wanita yang mati saat melahirkan.
9. Mati karena sakit TBC.
10. Mati karena mempertahankan harta benda.
11. Mati karena membela agama dan jiwa.
12. Mati karena tertimbun reruntuhan.
13. Mati terbakar.
14. Mati dalam kesiapsiagaan di jalan Allah.
15. Mati sedang dalam menunaikan amal shalih.
Untuk meraih husnul khatimah sudah sepantasnyalah kita selalu membaca
doa yang tercantum dalam alquran, “Wahai Tuhan kami! Janganlah Engkau sesatkan
hati kami setelah Engkau beri petunjuk yang benar dan berilah kami rahmat dari
sisi-Mu. Sesungguhnya Engkau Maha Pemberi.”(QS.3:8).
No comments:
Post a Comment