Tidak ada manusia yang abadi. Setiap orang pasti
mati kalau sudah sampai ajalnya. Apapun pangkatnya, berapapun kekayaannya, dan bagaimanapun
kondisi kesehatannya. “Kami tidak menjadikan hidup abadi bagi seorang
manusiapun sebelum kamu (Muhammad); maka jikalau kamu mati, apakah mereka akan
kekal?” [QS.21;34]
Merasakan Kematian
Setiap
orang akan merasakan mati dan kita tidak bisa menghindarinya. Oleh karena itu,
jangan takut mati karena itu sesuatu yang pasti dialami oleh siapapun.
Lalu
untuk apa kita dihidupkan oleh Allah? Untuk menguji kita dengan kebaikan dan keburukan.
Kalau mengikuti kebaikan kita akan beruntung dan masuk surga. Sebaliknya kalau mengikuti
kejahatan kita akan rugi dan masuk neraka.
“Tiap-tiap
yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan
kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu
dikembalikan.” [QS.21;35]
Mati Akan Menemui Kita
Kita
tidak bisa lari dari kematian. Bahkan kematian akan mengejar kemanapun kita
lari. Ada sebuah kisah pada zaman nabi Sulaiman. Suatu ketika beliau sedang rapat
dengan para menterinya. Salah seorang menterinya heran karena ada orang asing yang
selalu menatapnya.
Sang
menteri bertanya kepada nabi Sulaiman, “Wahai nabi siapakah orang itu?” “Oh… dia
itu malaikat Izrail” jawab nabi. Sang menteri langsung ketakutan, khawair
malaikat Izrail akan segera mencabut nyawanya.
Kemudia
dia minta tolong kepada nabi Sulaiman agar diterbangkan ke gunung Himalaya dengan
kendaraan angin. Tujuannya agar bisa menjauh dari malaikat Izrail. Nabi Sulaiman
mengabulkan permintaannya. Sehingga sampailah orang itu di Himalaya.
Kemudian
nabi Sulaiman bertanya kepada malaikat Izrail,” Kenapa engkau selalu menatap
wajah sang menteri?” Kemudian malaikat Izrail menjawab, “Karena saya disuruh oleh
Allah mencabut nyawanya. Namun saya heran karena sang menteri ada bersama
engkau di sini. Sementara Allah menyuruh mencabut nyawanya di Himalaya. Untung engkau
sudah mengirimkannya ke sana. Sekarang saya tahu hikmah dari perintah Allah”.
Akhirnya
nyawa sang menteri dicabut oleh malaikat Izrail di Himalaya. Begitulah kematian,
kita justru lari ke tempat nyawa kita akan dicabut.
Setelah
mati kita akan kembali kepada Allah. Kemudian Allah akan menimbang amal kita. Allah
tidak akan luput dari sekecil apapun amal kita. Karena Dialah yang maha tahu
yang nyata dan yang ghaib. Kalau kebaikan lebih sedikit maka kita akan masuk
neraka. Kalau kebaikan lebih banyak kita akan masuk surga.
Katakanlah: "Sesungguhnya
kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui
kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang
ghaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu
kerjakan" [QS.62;8]
Kematian
tidak bisa kita hindari. Dia akan datang kalau ajal kita sudah sampai. Walaupun
kita bersembunyi di peti besi yang terkunci, di dalam rumah yang dibentengi
dengan tembok beton dan dikawal oleh ribuan tentara. “Di mana saja kamu berada,
kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi
lagi kokoh…” [QS.4;78]
Tidak Bisa Ditunda
Segala
sesuatu ada ajalnya, termasuk manusia. Kalau sudah sampai waktunya dia tidak akan
bisa menahan dan tidak bisa mempercepatnya. Walaupun dibantu dengan alat secanggih
apapun. Begitulah kemahakuasaan Allah. Kita sungguh tidak berdaya untuk menahan
ajal kita sesaat pun.
Bagi
yang merasa hebat cobalah untuk menahan ajalnya sedetik saja, pasti tidak akan
bisa. Makanya raja-raja terkenal Seperti Fira’un, Namruz, Hitler dan Musolini, semuanya
mati tanpa terkecuali walaupun kekuasaannya tidak terbendung. “Tiap-tiap umat mempunyai
ajal. Apabila telah datang ajal mereka, maka mereka tidak dapat mengundurkannya
barang sesaatpun dan tidak (pula) mendahulukan(nya).” [QS.10;49]
Mati Izin Allah
Seseorang mati bukan karena penyakit, usia lanjut, atau sebab-sebab
lainnya tapi semata-mata karena izin Allah Swt. Izin Allah artinya ajal
seseorang sudah sampai. Karena segala sesuatu di dunia baik manusia, tumbuhan,
hewan atau makhluk lainnya memiliki ajal. Kalau sudah sampai waktunya tidak ada
yang bisa menghalangi. “Sesuatu yang bernyawa tidak akan mati melainkan dengan izin Allah,
sebagai ketetapan yang telah ditentukan waktunya”. [QS. 3;145]
Tujuan Mati
Tidak
seorang pun yang bisa menghentikan detak jantung kita selain Allah Swt. Orang yang
mati terbunuh disebabkan karena ajalnya sudah tiba. Kalau ajalnya belum datang maka
dia tidak akan mati. Jadi seseorang mati semata-mata karena ketetapan Allah Swt.
Bahkan
tidak ada yang bisa menghidupkan setiap bayi yang lahir kecuali Allah Swt. Kalau takdirnya tidak hidup, bisa
jadi dia meninggal dalam kandungan atau saat keluar dari perut ibunya.
Lalu
untuk apa Allah menghidupkan dan mematikan kita? Tidak lain untuk menguji siapa
yang paling baik amalnya. Kalau selama hidup dia senantiasa berbuat kebaikan,
maka Allah akan memberi pahala dengan surga. Tapi kalau dia ingkar dan
melakukan kejahatan, maka diberi balasan berupa siksa neraka. Jadi kehidupan
dunia ini adalah ujian bukan tujuan akhir.
Ibarat
orang yang mengikuti ujian kenaikan kelas, kalau dia tidak mampu menyelesaikan
soal dan tidak tahan dengan beratnya ujian, dia akan menyerah di tengah jalan. Akibatnya
tentu dia tidak akan naik kelas. Penderitaan karena tidak naik kelas bisa jadi membuat
seseorang serasa di neraka.
Tapi
ketika berhasil melewati ujian dengan baik tentu kita akan naik kelas, sehingga
kelas yang baru bisa jadi serasa surga bagi kita. Oleh karena itu berjuanglah
untuk bisa melewati berbagai ujian di dunia agar kita layak jadi penghuni surga.
“Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu
yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.” [QS. 67;2]
Ingat Mati
Nabi
Muhammad Saw. menyuruh kita banyak-banyak mengingat mati. Apa itu kematian? Sesuatu
yang memutuskan segala kelezatan dunia. Segala kenikmatan yang pernah kita rasakan
tidak akan pernah dinikmati lagi, karena ajal sudah datang menjemput.
Kalau
sering mengingat kematian maka kita akan termotivasi untuk banyak bertobat sehingga
dengan itu Allah akan membersihkan dosa-dosa kita. Disamping itu ingat mati
akan membuat kita zuhud terhadap dunia, tidak tamak dan tidak serakah karena sadar
semuanya akan kita tinggalkan. “Banyak banyaklah kamu mengingat yang memutuskan
kelezatan karena ia membersihkan dosa dan menzuhudkan pada dunia.” [HR. Turmidzy]
Suatu
ketika nabi ditanya oleh sahabat tentang siapa orang yang paling cerdik. Kemudian
nabi menjawab, dia adalah orang yang banyak mengingat mati dan mempersikapkan
kematian. Sebagaimana terdapat dalam hadist yang diriwayatkan oleh Malik dan
Ibnu Majah.
Seorang
pria dari suku Anshor bertanya, “Ya Rasulullah, manakah mukmin yang utama?” Jawabnya,
“Yang terbaik akhlaknya diantara mereka.”
Tanya pria itu lagi, “Manakah orang mukmin yang lebih cerdik?” Jawab
Rasulullah, “Mereka yang lebih banyak
ingatnya kepada mati, mereka itulah orang yang cerdik.” [HR Malik dan Ibnu
Majah]
Namun
ingat mati tidak boleh membuat kita malas-malasan di dunia. Justru kita harus
lebih semangat. Tapi niatnya harus karena Allah, caranya halal dan sesuai
dengan syariat islam. Dengan itulah aktivitas dunia kita akan bernilai ibadah.
x
No comments:
Post a Comment