Saat ini bisnis online sudah
memasuki berbagai sektor kehidupan. Seperti makanan, pakaian, media cetak,
transportasi, pendidikan dan berbagai sektor kehidupan lainnya. Sebagian masyarakat berpendapat bisnis online
sangat membantu dalam berbagai urusan kehidupan, khususnya dalam jual beli.
Namun sebagian kalangan justru
menganggapnya sebagai penyebab matinya usaha mereka. Seperti yang dirasakan
oleh para penjual baju, celana, sepatu, kerudung dan lain-lain. Hal ini
disebabkan karena orang yang datang ke tokonya sudah mulai berkurang dibanding waktu-waktu
sebelumnya.
Begitu juga di bidang media terjadi
perubahan yang drastis. Kalau dulu setiap hari kita harus membeli koran untuk
mengetahui berita yang terjadi hari kemarin. Pagi pagi tukang koran sudah
datang ke rumah kita dan barukah kita bisa mengetahui peristiwa apa yang sudah
terjadi.
Berbeda halnya dengan sekarang. Sebelum
matahari terbit pun kita sudah bisa mengakses informasi lewat gadget kita. Kita
sudah bisa tahu pertistiwa apa yang terjadi beberapa jam bahkan beberapa menit
yang lalu. Tidak hanya berita di negara kita tapi juga berita dibelahan dunia
lainnya. Dan itu bisa kita nikmati dengan mudah bermodalkan kuota internet
saja.
Media konvensional mulai
ditinggalkan masyarakat. Saya sendiri terus terang beberapa tahun terakhir ini
sudah tidak berlangganan korang lagi dan sudah tidak pernah lagi beli koran. Cukup
dengan mengakses berita dari media online saja lewat gadget.
Hal ini tentu sangat terasa
dampaknya bagi perusahaan media terutama Penjual koran dan agen-agennya. Kalau dulu
sebelum makan siang para pedagang sudah panen keuntungan karena koran dan
majalah daganganya habis. Tapi sekarang untuk laku 5 buah saja sudah syukur.
Begitu juga dengan penjual
fashion di mall-mall. Paling tidak setiap akhir pekan mall ramai diserbu oleh
pembeli. Tapi sekarang tidak seramai dulu lagi. Karena orang sudah banyak yang
berbelanja di toko online yang terkadang harganya justru lebih murah dibanding di
mall.
Kalaupun ada yang datang ke mall cuma
untuk jalan-jalan dan cuci mata saja, tidak berbelanja. Paling juga jajan, makan
di restoran atau sekedar untuk nonton di bioskop. Namun untuk membeli fashion
terkadang mereka lebih memilih untuk berbelanja di toko online. Makanya tidak
aneh sekarang orang sudah jarang yang ke mall untuk berbelanja.
Saat ini konsumen sudah beralih belanja
di toko online seperti lazada, tokopedia, shopee, bukalapak, oxl dan berbagai
market place lainnya. Hanya dengan menekan tombol buy/beli maka urusan belanja sudah
beres. Sedangkan pembayaran bisa dilakukan dengan transfer baik lewat kartu
kredit, mobile banking, internet banking atau ATM. Jadi tidak perlu lagi capek-capek
keliling dari satu toko ke toko yang lain untuk mencari barang yang kita
inginkan.
Kalau dilihat dari segi
keuntungannya justru bisnis online lebih menguntungkan buat penjual dan
pedagang. Penjual tentu tidak akan butuh lagi biaya untuk sewa toko dan gaji
karyawan. Sedangkan bagi konsumen tidak perlu lagi memikirkan biaya
transportasi atau cari tempat parkir yang susah-susah gampang.
Kecuali bagi konsumen yang masih
khawatir dan tidak bisa berbelanja online masih memaksakan untuk datang
berbelanja ke toko. Biasanya orang orang tua yang gaptek dan takut ditipu. Atau
bagi konsumen yang memiliki ukuran tubuh di atas rata-rata. Mereka takut pakaiannya
tidak muat. Maka dia lebih sreg kalau langsung datang ke toko karena bisa
dicoba ukurannya.
Sama halnya dengan bidang transportasi.
Dulu kita mengenal ada tukang ojek yang suka ngetem di pangkalan ojek. Kalau kita
mau bepergian maka kita harus datang dulu ke pangkalan ojek, kemudian tawar
menawar, baru bisa diantar sama tukang ojek ke tempat tujuan kita.
Beda halnya dengan sekarang. Kita
bisa panggil tukang ojek ke rumah kita dengan hanya bermodalkan gadget. Kemudian
dengan harga yang sudah ditetapkan oleh aplikasinya kita siap diantar ke tempat tujuan kita tanpa
ada tawar menawar harga. Jadi kita tidak usah lagi mendatangi pangkalan ojek,
justru tukang ojeklah yang mendatangi kita. Seperti yang dilakukan oleh gojek,
grab dan ojek online lainnya.
Memang pada awalnya tukang ojek
konvensional merasa tersaingi. Sering kita lihat spanduk yang melarang tukang
ojek online untuk masuk ke kawasan mereka. Bahkan sempat terjadi bentrokan antar
ojek tradisional dan online di beberapa tempat.
Tapi yang namanya perubahan tidak
bisa dihambat. Yang menghambat perubahan justru akan terlindas oleh perubahan
itu sendiri. Itulah yang terjadi sekarang. Ojek online sudah berseliweran di
mana-mana tanpa bisa dibendung. Pada akhirnya sebagian tukang ojek konvensional
pindah dengan sukarela menjadi tukang ojek online.
Orang tertarik menjadi tukang
ojek online karena peluangnya lebih banyak. Contohnya bagi pelaku usaha gojek
mereka tidak hanya mengantarkan orang (go ride) tapi juga bisa mengantarkan
barang (go send), membelikan makanan(go food) atau berbelanja di supermarket (go
mart).
Begitu juga kalau kita mau naik
pesawat tidak usah lagi datang ke tempat penjualan tiket. Cukup membelinya lewat
gadget. Harganya pun murah karena banyak promo. Maka urusan beli tiket pesawat pun
menjadi mudah. Seperti halnya yang ditawarkan oleh aplikasi traveloka.
Sudah tiak ada pilihan, perubahan
zaman harus kita ikuti. Kalau kita melawannya maka kita sendiri yang akan
terlindas oleh perubahan. Tidak ada gunanya kita menentang sistim bisnis online.
Lebih baik kita terjun ke bisnis online dan memanfaatkannya untuk keuntungan
kita.
Karena kalau kita lihat data, saat
ini pengguna internet di indonesia sudah lebih dari setengah jumlah penduduknya.
Tercatat lebih dari 57% (132 juta) pengguna internet di indonesia. Hal ini
tentu berbanding lurus dengan perkembangan bisnis online di indonesia. Semakin banyak
pengguna internet maka semakin banyak orang yang bertransaksi secara online.
Jadi kalau sekarang orang jarang
beli koran maka jangan protes pada media online. Alangkah baiknya merubah koran
berbasis cetak menjadi koran online atau mensinergikan keduanya. Bahkan toko sekelas
matahari pun tidak sanggup melawan perubahan. Dia justru menyesuaikan diri
dengan membuat mataharimall.com.
Namun demikian tidak semua usaha
bisa dilakukan dengan online. Ada juga yang tetap harus dilakukan dengan
ofline. Kalau anda ingin membeli cabe
untuk memasak tentu tidak efektif membeli secara online. Masih lebih praktis
kalau kita pergi ke tukang sayur dekat rumah dan membelinya secara ofline.
Bagi pelaku bisnis konvensional
yang tidak siap untuk beralih secara total ke bisnis online, minimal bisa
menggunakan sistim online untuk mengiklankan produknya. Sedangkan untuk berjualan
masih tetap dilakukan secara ofline. Jadi bisa disinergikan bukan
dipertentangkan.*
No comments:
Post a Comment