06 December 2011

Ironi Sebuah Bangsa


Avisenna.deviantart.com
Tidak bisa dipungkiri setiap kejadian di dunia ini selalu mempengaruhi iman kita, salah satunya adalah kondisi ekonomi. Terkadang kalau sedang susah, iman bisa hilang. Kalau sudah urusan perut, tidak jarang iman terpinggirkan. Bahkan ilmu agama yang banyakpun bisa lupa seketika kalau sudah berurusan dengan  uang.

Ada kejadian, seorang sarjana agama ingin menjadi guru di sebuah sekolah dengan cara menyogok puluhan juta. Kemanakah ilmu agamanya yang dipelajari bertahun-tahun dan menghabiskan uang puluhan juta? Kok mau melakukan semua itu gara-gara ingin menjadi pegawai negeri?  Inilah potret masyarakat kita, demi mengejar materi orang mau melakukan apa saja termasuk menggadaikan imannya.

Bahkan disinyalir tingkat korupsi di beberapa instansi pemerintahan maupun swasta ternyata cukup tinggi. Sungguh ironi, sebuah lembaga yang diisi oleh orang-orang yang berpendidikan tinggi  tapi tingkat korupsinya juga tinggi. Apakah mereka  tidak mengamalkan ilmunya? Atau apakah Ilmu hanya sebatas untuk dipelajari bukan untuk diamalkan? “Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.” (QS. 61:3)

Itulah realita saat ini, korupsi sudah merambah ke mana-mana. Jembatan dibangun tidak sesuai dengan spek dan anggarannya. Sehingga baru beberapa tahun sudah rubuh dan menimbulkan korban jiwa, sebagaimana yang terjadi di Kalimantan beberapa waktu yang lalu.   

Jalan raya yang baru diaspal beberapa bulan, kini sudah rusak kembali. Akibatnya tidak sedikit yang mengalami kecelakaan yang juga menelan korban jiwa. Memang tidak lama kemudian jalannya diperbaiki, tapi kembali dengan pengerjaan yang asal-asalan sekadar tambal sulam. Apakah semua ini ada kaitannya dengan perilaku korup? Karena untuk mendapatkan proyek mereka harus menyogok sana sini terlebih dahulu?

Apakah kita sudah tidak takut dengan hukum Allah dan tidak malu lagi bermaksiat kepada-Nya. Sungguh orang-orang yang sudah kehilangan rasa malu berbuat dosa sudah tercerabut imannya. Karena adanya malu tanda masih bersemayamnya iman di dalam dada.

Mungkin inilah yang menyebabkan negara kita masih berkutat dengan berbagai krisis. Bisa jadi karena orang berilmu tidak mengamalkan ilmunya sehingga korupsi merajalela di mana-mana. Tidak aneh bila bangsa  kita tercatat sebagai salah satu negara yang tingkat korupsinya paling tinggi di dunia.

Semua ini tampaknya semakin menunjukkan bahwa iman sudah mulai menipis dari hati hati kita. Walaupun banyak orang pintar, banyak yang pergi haji, ribuan judul buku agama terus diterbitkan, bahkan mesjid tersebar di mana-mana, tapi pengamalan nilai-nilai islam masih jauh panggang dari api. Inilah ironi bangsa kita, "negara berpenduduk muslim terbesar di dunia". Ampuni kami ya Allah. Wallahua’lam. ***

No comments:

Post a Comment