13 January 2012

Pengertian Sukses Dalam Islam



Banyak sekali pendapat ulama yang mendefinisikan arti kesuksesan dan kebahagiaan. Salah satunya adalah pendapat yang dikemukakan oleh seorang pemikir islam, Ibrahim bin Hamd al Quayyid.
Menurut beliau kebahagiaan adalah kondisi jiwa yang terdiri dari perasaan tenang, damai, ridha terhadap diri sendiri, dan puas dengan ketetapan Allah. Sedangkan kesuksesan adalah tercapainya berbagai prestasi dan tujuan tertentu, baik dalam hal agama maupun dunia.
Pengaruh kebahagiaan akan tampak secara jelas dalam kehidupan seseorang baik pada tingkat individu, masyarakat, karir, ataupun profesi. Bahkan kodisi kebahagiaan adalah masa yang tepat untuk melahirkan berbagai kesuksesan.  Karena orang yang berbahagialah yang sangat tertarik untuk sukses.
Berbeda dengan orang yang tidak bahagia, mungkin dia cendrung putus asa dan pesimis dengan masa depan.  Walaupun dia sukses secara dunia tapi belum tentu dia bahagia. Sehingga kesuksesan itu akan menjadi bumerang bagi dirinya dan bisa jadi akan menghancurkannya.
Oleh karena itu, seorang ahli hikmah mendefinisikan pengertian bahagia dan sukses sebagai berikut. “Kesuksesan adalah keberhasilan dalam mencapai apa yang anda kehendaki. Sedangkan kebahagiaan adalah menikmati apa yang anda capai.“
Bagi orang islam kebahagiaan yang hakiki hanya diperoleh dengan keimanan kepada Allah. Semua itu bisa diraih dan didapat dengan memaksimalkan fungsi kita sebagai manusia, yaitu untuk mengabdi kepada Allah. “Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.” (QS.51:56)  Hanya dengan terus meningkatkan ketakwaan dan keimanan kita kepada Allah-lah kebahagiaan akan kita raih.
Ajaran islam datang justru untuk memberitahukan kepada manusia cara meraih kebahagiaan. Kalau kita mengikuti ajaran islam insya Allah kita akan bertemu dengan kebahagiaan sejati. Bukan hanya kebahagiaan dunia yang sementara.
jadi inti kebahagian menurut Ibrahim bin Hamd al Quayyid adalah penguasaan terhadap makna ibadah dan memahaminya dengan pemahaman yang sempurna, komprehensif, dan lengkap kemudian menerapkan pemahaman itu dalam kehidupan. Sedangkan ketidakbahagiaan adalah jauhnya kita dari pemahaman itu dan tunduk kepada hawa nafsu, syahwat, undang-undang dan sistem yang dibuat oleh manusia yang jauh dari ajaran agama islam.
Salah satu bentuk kesuksesan kita bila ditinjau dari hubungan dengan Tuhan adalah, kesuksesan dalam memelihara shalat 5 waktu. Sedangkan kesuksesan dalam hubungan dengan masyarakat adalah kesuksesan dalam memelihara hubungan silaturahmi, mendidik anak, dan hubungan suami istri. Kesuksesan di bidang profesi bisa jadi sukses dalam meraih materi, ijazah dalam pendidikan, dan kesuksesan dalam meraih jenjang karir.
Ibrahim bin Hamd al Quayyid juga memaparkan metode dalam meraih kebahagiaan :
1.   Manusia harus memiliki target yang jelas dan terarah dalam hidupnya. Kemudian menyusun langkah-langkah strategis untuk mencapainya.
2.   Manusia harus mampu mengelola dan mengatur dirinya sendiri, mendisiplinkan diri, serta mengorganisasi urusan-urusannya.
3.   Meningkatkan etos kerja dan menghindari dari perbuatan sia-sia seperti menghabiskan waktu, boros, dan melakukan hal yang tidak bermanfaat.
4.   Seseorang harus memiliki intelektual yang baik sehingga dengan itu bisa membantunya dalam menjalani kehidupan.
5.   Manusia harus memiliki kecapakan sosial agar dia bisa berhubungan dan bersosialisasi dengan manusia lainnya.
6.   Menghormati diri sendiri, percaya diri, serta, berpikir positif terhadap segala kejadian.
7.   Memiliki kepekaan terhadap lingkungan, masyarakat, dan orang lain serta meningkatkan etika terhadap masyarakat lainnya.
8.   Mampu mengembangkan diri dan bakatnya dalam memahami kondisi masyarakat serta berbuat sesuatu untuk kepentingan orang lain.
9.   Meningkatkan adab yang mulia dan menjadikan itu sebagai bekalnya dalam menjalani kehidupan dan berhubungan dengan orang lain.
10.        Terus meningkatkan pencapaian target dan hasil pekerjaannya.
11.        Menguasai berbagai keahlian, kemampuan memecahkan masalah,  serta mampu menyikapi kegagalan dengan baik.
12.        Memelihara kesehatan rohani, akal, dan jasmani serta bisa menikmati hidupnya.***


No comments:

Post a Comment