Jaringan adalah asset yang sangat berharga dalam sebuah bisnis. Untuk itu kita harus bisa menjaga hubungan silaturahmi dengan mitrabisnis kita dari hal-hal yang akan merusak silaturahmi. Salah satunya adalah masalah yang berkaitan dengan keuangan yang sangat erat kaitannya dengan dunia bisnis.
Allah sudah mengajarkan kepada kita agar selalu mencatat bila bertransaksi dengan tidak tunai. Tujuannya adalah agar tidak terjadi perselisihan di masa datang. Namun, hal ini sering diabaikan oleh kalangan muslim. Dengan dalih saudara seiman sehingga tidak usah perlu ada catatan, saling percaya saja. Hal ini pada akhirnya berujung pada perselisihan dan rusaknya silaturahmi. Akibatnya, jaringan yang dibangun bertahun-tahun bisa putus gara-gara hal sepele. Ujungnya hanya dengan sepatah kata, ”afwan akhi” masalah utang-piutang dianggap selesai. Padahal bagi yang dirugikan belum tentu dengan mudah begitu saja melupakan.
Akibatnya kalau sudah begini sengketa keuangan menjadi tidak jelas. Sedangkan untuk menempuh jalur hukum tidak ada barang bukti. Kalau direlakan, uangnya cukup besar, sehingga pada akhirya kasus ini berujung dengan kekecewaan hingga hubungan silaturahmi pun putus. Uang hilang,persaudaraan pun melayang.
Memang islam mengajarkan untuk saling memudahkan dalam transaksi dan berhubungan dalam bisnis. “Allah memberkahi penjualan yang mudah, pembelian yang mudah, pembayaran yang mudah, dan penagihan yang mudah." (HR. Aththahawi) Namun, jangan sampai menggampangkan yang berakibat adanya pihak yang dirugikan yang pada akhirnya berujung kepada rusaknya hubungan silaturahmi.
Menurut Jackie Ambadar dalam bukunya Menentukan Mitra Usaha, Ada dua hal penting yang perlu diketahui oleh seorang entrepreneur dalam membinan hubungan relasi. Pertama, masalah yang berkaitan dengan internal. Sebuah hubungan bisnis akan efektif jika dibangun dengan dasar ketulusan. Dengan ini akan terjaling hubungan kerjasama yang lebih mantap dan kokoh. Dengan terjalinya hubungan yang kokoh maka akan membuat bisnis kita berkembang atas bantuan orang-orang yang bekerjasama dengan kita. Dengan ini usaha kita akan lebih cepat berkembang.
Kedua, membangun jaringan dengan pihak eksternal, diantaranya dengan media massa. Seorang entrepreneur harus membangun reputasi yang baik sejak awal merintis usahanya. Reputasi inilah yang akan menjadi nilai plus diri kita di hadapan relasi dan konsumen kita. Kalau dikaitkan dengan media massa maka dampak dari hubungan relasi kita adalah dari sisi promosi dan pencitraan.
Melalui hubungan komunikasi dengan banyak orang secara tidak langsung menciptakan hubungan yang personal. Hubungan ini ini akan berjalan dengan baik bila didukung oleh reputasi dan kepribadian yang baik. Hal ini pada akhirnya akan menimbulkan kepercayaan. Maka kalau kepercayaan sudah di dapat, bisnis apapun akan berjalan dengan mudah dan baik. Karena kepercayaan adalah kunci dari kesuksesan bisnis.
Jadi, kalau kita simpulkan maka urutan dalam membagun relasi dan jaringan harus diawali dengan bergaul dan berkomunikasi, menciptakan hubungan yang personal, mengembangkan reputasi yang baik, menimbulkan kepercayaan. Ujungnya berdampak kepada perputaran roda bisnis dengan dukungan dari rekan bisnis. Wallahua’lam. ***
No comments:
Post a Comment