Saat ini masih ada orang yang
beranggapan bahwa pemimpin itu dilahirkan. Artinya sejak lahir sudah ditakdikan
akan menjadi pemimpin. Walaupun tidak berusaha dia pasti akan jadi pemimpin. Pendapat
ini tidaklah benar. Kenyataannya pemimpin itu diciptakan.
Siapapun bisa jadi pemimpin asal mau
mempersiapkan dirinya. Bahkan kepemimpinan bisa dilatih dan diajarkan. Tentunya
bagi orang yang menyukai bidang tersebut. Bagi yang tidak, usaha sekeras apapun
tidak akan berhasil.
Namun sebagai manusia biasa, pemimpin
sama dengan yang lainnya pasti berbuat kesalahan, pernah gagal, mengalami
kekecewaan, sedih dan merasakan sakit hati. Tidak ada pemimpin yang bisa lari
dari hal tersebut.
Justru seseorang akan menjadi
pemimpin yang hebat dengan berbagai ujian tersebut. Kesulitan dan kepahitan
itulah yang akan membuat dia kuat dan dewasa. Salah satu contoh pemimpin besar yang
mengalami ujian berat adalah Nelson Mandela dari Afrika Selatan. Berbagai kesulitan
hidup yang dia alami menempa dirinya menjadi pemimpin besar.
Dia dipenjara selama 27 tahun karena
menentang politik aphartheid. Yaitu sistem pemisahan ras yang diterapkan oleh
pemerintahan kulit putih di Afrika Selatan pada awal abad 20.
Saat keluar dari penjara dia
tidak marah kepada orang yang memenjarakannya. Dia yakin hukuman puluhan tahun
itulah yang menempa dia menjadi pemimpin besar. Berikut ini akan dipaparkan apa
saja kunci sukses seorang pemimpin agar bisa setangguh Nelson Mandela.
Pertama, Berteman dengan
kegagalan
Seorang pemimpin tidak pernah
sepi dari yang namanya kegagalan. Setiap saat ada saja hambatan dan tantangan
yang harus dihadapi. Justru ketangguhan pemimpin dalam menghadapi berbagai kegagalan
akan membuat diri dan organisasinya semakin kuat.
Bahkan anggotanya pun akan semakin
bersemangat dalam menghadapi berbagai tantangan. Karena melihat pemimpinnya yang
bangkit setiap mengalami kegagalan bukannya mundur. Jelas Ini akan berdampak positif
bagi perkembangan dan kemajuan organisasi.
Pemimpin tidak pernah takut dengan
kegagalan seberat apapun permasalahanya. Justru nilai kepemimpinannya diukur ketika
dia bangkit setiap mengalami kegagalan. Seseorang berhenti jadi pemimpin saat
dia mundur ketika mengalami kegagalan.
Kedua, belajar seumur hidup
Pemimpin adalah orang yang senang
belajar. Dia senang dengan sesuatu yang baru dan tidak anti dengan perkembangan
teknologi. Dia terus belajar untuk membuat organisasinya semakin maju.
Dia menyerap ilmu dan pelajaran
dari siapa saja termasuk dari pengkritik dan musuh-musuhnya. Dia terbuka dengan
ide dan gagasan dari manapun datangnya walau datang dari orang yang lebih muda
darinya.
Ketiga. Mencintai dan menghargai anggotanya.
Organisasi tidak sekadar hubungan
kerjasama tapi sudah menjadi hubungan kasih sayang yang saling mencintai. Disamping
itu juga sebagai ajang saling menghargai, dimana pemimpin memberikan apresiasi
kepada anggotanya yang berprestasi dengan penghargaan yang pantas.
Bahkan pemimpin bisa mencairkan
suasana dalam organisasi sehingga anggotanya bisa bekerja dengan solid. Dengan itu
akan terciptalah suasana kerja yang tidak kaku dan menyenangkan.
Keempat, mau mendengarkan nasehat
dan mengakui kesalahan.
Pemimpin bukanlah malaikat yang
tidak pernah salah, dia sama dengan manusia lainnya yang terkadang melakukan
kesalahan. Dia bersedia mengakui kesalahan dan meminta maaf bila terjadi
kesalahan. Hal itu tidak akan mengurangi wibawanya tapi justru orang semakin
menghargainya.
Bila terjadi kesalahan dia tidak sibuk
mencari kambing hitam tapi langsung mengambil alih tanggunjawab. Dia siap
menerima masukan dan kritik dari anggotanya serta memosisikan dirinya sebagai
pendengar yang baik. Itulah pemimpin yang berjiwa besar.
Kelima, percaya diri.
Kepercayaan diri adalah keterampilan
yang bisa dilatih. Namun tidak
dipungkiri ada sebagian orang yang sejak kecil sudah memiliki kepercayaan diri
yang tinggi. Ini tentu tidak lepas dari pola pendidikan yang diterapkan oleh
orang tuanya. Artinya dia sudah memiliki sebagian dari bakat kepemimpinan.
Seorang pemimpin adalah orang
yang sadar dengan kelemahan dan kekurangannya dan kemudian mengelilingi dirinya
dengan orang yang bisa menutupi kelemahannya itu. Sehingga kelemahannya berubah
menjadi kekuatan.
Keenam, berpikir out of the box.
Pemimpin yang baik adalah orang
yang tidak kaku. Dia menggunakan cara-cara baru, ide-ide baru dan solusi
kreatif dalam menjalankan dan mengatasi berbagai permasalahan organisasi.
Dia memiliki pandangan yang jauh
ke depan, pengetahuan dan wawasan yang luas sehingga berpeluang untuk
memberikan solusi-solusi yang jitu. Dia tidak berpikir seperti orang kebanyakan. Itulah yang membuat dia berbeda dengan orang
lain dan pantas menjadi pemimpin.
Ketujuh, murah hati
Pemimpin yang baik bersikap murah
hati. Dia tetap berpijak ke bumi dan tidak lupa diri dengan kepemimpinannya. Salah
satu ciri pemimpin yang sukses adalah tetap rendah hati setinggi apapun
kepemimpinannya.
Walaupun dia selalu ditinggikan di
berbagai kesempatan tidak membuat dia ingin diutamakan setiap saat. Dalam urusan
kemanusiaan dia justru berbaur dengan anggotanya. Hal itu semakin membuat dia menjadi
pemimpin berkarakter.
sumber : www.finansialku.com
No comments:
Post a Comment