05 January 2012

Shalat dan kecemasan



Perasaan cemas adalah ketakutan dan kekhawatiran akan sesuatu yang belum pasti. Hal ini sering dialami oleh siapapun, termasuk diri kita. Namun apakah cemas itu normal? Tentu saja dalam batas-batas tertentu itu wajar. Namun ada pula perasaan cemas tanpa alasan yang jelas. Kekhawatiran yang tidak berdasar inilah yang perlu dikendalikan karena akan mengganggu aktifitas kehidupan kita. 
Perasaan cemas itu sendiri biasanya datang ketika kita merasa mampu mengatur segalanya. Padahal banyak sekali di dunia ini yang terjadi di luar kendali kita. Misalnya bencana alam yang tiba-tiba meluluh lantakkan segala yang kita miliki. Kalau tidak disikapi dengan kepasrahan tentu akan berujung dengan kecemasan yang berkepanjangan.
Kecemasan juga merupakan gejala awal dari sebagian besar gangguan kejiwaan seseorang. Tidak heran bila sebagian besar kasus depresi dan bunuh diri berawal dari kecemasan yang tidak terkendali. Akibatnya bila seseorang mengalami kecemasan, dia akan kesulitan dalam mengatasi masalah-masalah kehidupannya.
Solusi yang paling praktis dan mudah adalah dengan shalat. Ibadah ini akan menuntun seseorang agar memasrahkan segala yang dicemaskannya kepada Allah. Karena Dialah yang maha kuasa menolong siapapun yang dikehendakinya. Pada akhirnya keteraturan seseorang dalam menjalakan shalat akan berbanding lurus dengan tinggi rendahnya tingkat kecemasan.
Namun shalat yang bisa mengeluarkan kita dari kecemasan adalah shalat yang didirikan, bukan sekedar dikerjakan. Jelas berbeda antara mengerjakan dengan mendirikan. Ibarat mendirikan bangunan, kita harus mulai dari membangun pondasi sampai memasang atap. Setiap tahap pekerjaan tentunya harus dilakukan dengan penuh perhitungan.
Begitu juga dengan shalat, harus dipersiapkan dari awal sampai akhir dengan sebaik-baiknya. Mulai dengan berwuduk secara benar, berpakaian yang rapi, memahami bacaannya dan yang paling penting mengamalkan ajaran shalat dalam kehidupan sehari-hari. Shalat seperti inilah yang akan berdampak dalam kehidupan seseorang.
Agar shalat kita semakin powerfull maka shalat harus dilakukan secara teratur. Caranya antara lain:
1.   Disiplin dalam menjalankan shalat. Jangan sering terlambat atau malah tidak shalat.
2.   Harus ada kesadaran dari dalam diri dan tanggungjawab kita sebagai hamba untuk menyembah sang khalik.
3.Harus ada kemauan yang kuat untuk melaksanakan shalat. (Drs Arif Wibisono:2004)
Perlu kita yakini bahwa masalah seberat apapun pasti ada solusinya.  Karena ada Allah yang maha tahu segalanya. Keyakinan semacam ini biasanya mudah timbul bila kita melakukan shalat dengan khusyuk. Saat dimana kita berkomunikasi dengan Allah menyampaikan segala keluh kesah dan permasalahan kita. Sehingga ujungnya akan melahirkan ketenangan batin dalam menghadapi kejadian apapun. 
Apalagi sejak takbir diucapkan, kita sudah mengagungkan dan membesarkan Allah. Sehingga segala sesuatu selain Allah adalah kecil. Termasuk masalah yang sedang kita hadapi tidak ada apa-apanya dibanding besarnya pertolongan Allah.
Bahkan lewat bacaan-bacaan shalat sebenarnya kita sedang mengatasi masalah yang sedang dihadapi. Tanpa disadari kita akan mendapatkan jawaban dari ayat-ayat al Quran yang kita baca. Misalnya saat kita membaca ayat, “Setelah kesulitan itu ada kemudahan.”(QS.94:5) Ini tentu akan membuat kita bangkit kembali dari keterpurukan. Syaratnya tentu kita harus memahami makna ayat yang kita baca. Wallahua’lam.***

No comments:

Post a Comment