Membina hubungan yang harmonis dengan sesama manusia merupakan sebuah keharusan. Ini tidak lepas dari fitrah manusia yang senang bersosialisasi, berkumpul, dan berkelompok. Karena dalam komunitas itulah manusia merasakan keberadaan diri dan menemukan makna hidupnya.
Shalat berjamaah di mesjid merupakan salah satu cara bersosialisasi dengan manusia. Khusus bagi laki-laki, hal ini merupakan sebuah keharusan sehingga rasulullah sangat menganjurkannya. Ini menunjukkan betapa pentingnya arti shalat bagi seorang muslim. “Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta orang-orang yang ruku”. (QS. 2:43)
Bila ditinjau dari aspek fisik maupun rohani, shalat berjamaah sangat bermanfaat bagi orang yang mengerjakannya. Begitu pula bila ditinjau dari aspek sosial dan kemasyarakatan. Oleh karena itu, sudah sepantasnyalah kita berusaha agar istiqomah dalam mengerjakannya.
Apalagi melihat kenyataan saat ini dimana masih sedikit orang yang konsisten melaksanakan shalat wajib berjamaah di mesjid. Kita bisa saksikan di sekitar kita, mesjid hanya penuh sekali seminggu setiap shalat jumat. Padahal mesjidnya besar dan megah tapi sepi dari jamaah.
Anehnya, untuk membangun mesjid orang tidak segan-segan menyumbang berapa pun. Tapi untuk shalat di mesjid kaki terasa berat melangkah. Padahal mesjid dibangun untuk dimakmurkan dengan shalat-shalat kita. Bila seseorang menyumbang untuk pembagunan mesjid tapi dia sendiri tidak shalat di sana maka sia-sialah amalnya. Karena yang lebih penting adalah membangun orangnya bukan membangun mesjidnya.
Bahkan menjelang ramadhan biasanya dilakukan perluasan mesjid untuk menampung jamaah tarawih. Namun itupun tidak penuh selama satu bulan. Biasanya memasuki minggu keempat bulan ramadhan, mesjid kembali kosong. Apalagi selesai idul fitri, mesjid sepi dari jamaah. Sugguh menyedihkan.
Mesjid hanya dibangun untuk diisi sekali setahun saja guna melaksanakan shalat sunat. Tapi untuk shalat wajib kita lebih memilih sholat sendiri-sendiri di rumah atau di tempat kerja kita. Padahal tidak sedikit dari kita yang tinggal di sekitar masjid. Namun tidak jarang saat azan dikumandangkan, kita masih asyik ngobrol dengan teman. Inilah realita yang terjadi di masyarakat yang perlu kita perbaiki bersama. Kita harus berusaha agar mesjid menjadi nyaman sehingga orang tertarik untuk shalat berjamaah di masjid.
Memang di beberapa mesjid tertentu sudah bagus pegelolaannya. Tapi sebagian yang lain masih butuh pengelolaan yang lebih profesional. untuk itu, sudah seharusnya setiap masjid memiliki standar operasional pengelolaan mesjid. Diperlukan manajemen masjid yang baik agar mesjid tidak hanya sebagai tempat shalat tapi juga sebagai pusat kegiatan masyarakat, pusat bisnis, dan pusat dakwah. Inilah PR kita bersama untuk menjadikan masjid sebagai pusat peradaban. Wallahua’lam.***
Kita menghendaki kebangkitan yang benar dan berdiri di atas pencampakan semua akidah, pemikiran atau sistem yang tidak terpancar dari Islam. Kita pun menghendaki kebangkitan yang tegak di atas pelepasan segala hal yang menyalahi Islam sejak dari akarnya. Semua itu tidak akan pernah tercapai, kecuali dengan melanjutkan kehidupan Islam dan mengubah negeri dari dar al-kufr menjadi Dar al-Islam.
ReplyDelete