Bekerja mencari nafkah merupakan aktifitas utama bagi setiap orang. Bahkan dalam islam mencari nafkah merupakan sarana ibadah kepada Allah. Oleh karena itu, bisnis(bekerja) menjadi bagian integral yang tidak bisa dipisahkan dengan kehidupan keberagamaan kita.
Hal ini seharusnya menjadi motivasi lahirnya para entrepreneur muslim yang berbisnis dengan cara-cara islami. Sehingga tidak hanya kekayaan dunia yang didapat tapi juga pahala di akhirat.
Namun sebelum membahas lebih jauh perlu kita pahami pengertian entrepreneur itu sendiri. Menurut kamus besar bahasa Indonesia, entrepreneur adalah orang yang pandai atau berbakat mengenai produk baru, menentukan cara produksinya, menyusun operasi untuk pengadaan produk, memasarkan, serta mengatur permodalan operasinya.
Sedangkan menurut Raymond Kao, seorang pakar kewirausahaan, entrepreneur adalah orang yang menciptakan kemakmuran dan proses peningkatan nilai tambah melalui inkubasi gagasan, memadukan sumber daya, dan membuat gagasan menjadi keyataan.
Semetara Rhenald Kasali, pakar manajemen dari Universitas Indonesia berpendapat bahwa, entrepreneur adalah seseorang yang menyukai perubahan, melakukan berbagai temuan yang membedakan dirinya dengan orang lain, menciptakan nilai tambah dan memberikan manfaat bagi diri sendiri dan orang lain. Karyanya dibangun secara berkelanjutan dan dilembagakan agar kelak dapat bekerja dengan efektif di tangan orang lain.
Tidak dipungkiri, perkembangan dunia entrepreneur di Indonesia telah berdampak kepada peningkatan kesejahteraan pelaku wirausaha itu sendiri. Di samping itu juga berperan dalam menjaga stabilitas ekonomi di Indonesia. Terbukti saat krisis moneter tahun 1997 para pengusaha kecil tetap bertahan dalam menopang perekonomian bangsa.
Oleh karena itu, kehadiran para entrepreneur baru justru sangat ditunggu dan diharapkan. Karena dengan kewirausahaanlah perekonomian Indonesia bisa bangkit. Dengan menciptakan lapangan pekerjaan baru maka jumlah pengangguran bisa dikurangi. Harapannya, perbandingan jumlah entrepreneur di Indonesia terus meningkat sebagaimana halnya di negara maju, dimana 1 dari 12 orang warganya terlibat dalam kewirausahaan.
Optimisme akan lahirnya generasi entrepreneur di Indonesia dapat dilihat dari maraknya training-training, seminar, dan workshop kewirausahaan yang diadakan di berbagai kota besar. Hal ini juga didukung dengan munculnya berbagai majalah, tabloid dan buku-buku kewirausahaan. Ditambah lagi dengan kehadiran berbagai komunitas entrepreneur yang intens membina anggotanya.
Hal ini tentu bukan sesuatu yang aneh. Karena entrepreneur itu sendiri bukanlah sesuatu yang baru. Entrepreneur sama saja dengan pengusaha atau wirausahawan. Dalam skala kecil, pedagang kaki lima bisa juga disebut sebagai seorang entrepreneur. Artinya orang yang bekerja untuk diri sendiri bukan untuk orang lain.
Namun istilah entrepreneur mulai trend di negara kita sekitar tahun 80-an. Sebelumnya orientasi masyarakat lebih banyak untuk menjadi karyawan dan pegawai. Seiring dengan perkembangan pengetahuan dan wawasan masyarakat, mereka mulai menyadari keuntungan menjadi entrepreneur. Ditambah lagi dengan bermunculannya entrepreneur baru yang sukses dengan usahanya. Hal ini semakin memotivasi masyarakat untuk menjadi entrepreneur, terutama lulusan perguruan tinggi.
Bagi anda yang tertrik menekuni dunia wirausaha ada baiknya memperbanyak interaksi dengan komunitas-komunitas entrepeneur, mengikuti seminar, pelatihan, dan membaca buku-buku serta majalah-majalah entrepreneur. Kalau ini sudah dilakukan maka kita sudah berada pada langkah yang tepat untuk menjadi seorang entrepreneur sukses.
No comments:
Post a Comment